Minggu, 13 Juni 2010

THAT’S BEAUTIFUL MONSTER, IS MY HUSBANT

Pagi tak seindah biasanya lagi untuk Billy, wanita lajang itu terus saja berputar-putar mencari cara agar lolos dari rencana kedua orang tuanya. Iyahhh…minggu lalu orang tuanya memang melakukan pertemuan keluarga dan telah sepakat untuk menikahkannya dengan putra tunggal keluarga Carter, Nickolas John Carter. Billy tahu benar siapa putra tunggal keluarga Carter yang lebih dikenalnya sebagai Nick Carter itu, seorang pemuda urakan yang dekat sekali dengan dunia foya-foya, lebih parahnya Nick Carter juga seorang pemalas sekaligus playboy dan pengangguran yang payah. Itulah sebabnya dunia seperti terbalik bagi Billy, yang ada dikepalanya hanya, apakah kedua orang tuanya ingin membunuh dirinya pelan-pelan? Apa kesalahan yang dilakukannya? padahal selama ini dia tak pernah bertindak konyol hingga membuat kedua orang tuanya murka atau kecewa, prestasinya bahkan sangat membanggakan, boleh dikatakan Billy adalah seorang anak gadis idaman setiap orang tua dimuka bumi. Tapi mengapa orang tuanya malah menjodohkan dia dengan pemuda berantakan dari klan Carter itu?
“ Billy, kau putri jenius terhebat kebanggaan Ayah, dan akan lebih membanggakan andai bisa mendampingi Nick Carter dan bisa mengeluarkannya dari dunia kelamnya saat ini! Ayah berhutang banyak hal pada keluarga Carter, Nick Carter adalah satu-satunya penerus mereka, dan kau tahu sendiri, jika dia terus seperti itu, dia bisa menghancurkan keluarga Carter. Ayah yakin, bersamamu dia akan berubah.”
“Tapi aku tidak mencintainya, Ayah! Apa ayah tak ingin melihatku bahagia bersama orang yang benar-benar aku cintai ?”
“Cinta bisa datang kapan saja dan dimana saja, putriku!” Nyonya Aliston, ibu Billy, ikut berbicara.
“Iya, kami yakin kau akan bahagia bersamanya ?” Lanjut Tuan Aliston, optimis.
“ Lalu bagaimana jika tidak? Bagaimana jika hidupku justru hancur karena dia?” Sanggah Billy lagi.
Tuan dan Nyonya Aliston berpandangan, mereka tahu bahwa mereka juga tidak mampu menjamin kebahagiaan yang diharapkan anak gadis semata wayangnya, tapi ada keyakinan kuat dihati keduanya, yang terus berteriak jika Pemuda Carter itu akan menjadi terbaik untuk Billy.
“ Kami tidak akan menjerumuskanmu Billy, kami juga menginginkan yang terbaik untukmu. Ayah tahu siapa Nick Carter sebenarnya, dia pemuda yang baik, hatinya lembut, dan memiliki sesuatu yang hebat dalam dirinya, hanya saja dia sendiri belum tahu, dan Ayah yakin hanya kau yang bisa membuatnya menemukan sesuatu yang hebat dalam dirinya!”
Billy kehabisan kata kali ini, tangannya yang putih dan halus mengepal keras, hatinya hancur, kenapa dirinya harus dijadikan sebagai alat pembayaran hutang budi keluarganya untuk keluarga Carter, Matanya yang berkaca-kaca tajam menatap kedua orangtuanya yang penuh keyakinan. Namun Jauh dalam hatinya ia tak ingin mengecewakan keduanya.
Saat itu tiba, Billy berbalut gaun pengantin putih yang indah, nampak anggun dan cantik, berjalan lurus kerah altar. Dihadapannya berdiri pemuda yang sungguh tak ingin ia lihat, Nick Carter, dengan setelan jas putih ia terlihat begitu memesona, tapi itu tidak berarti apapun bagi Billy, sebab sebagus apapun Nick Carter terlihat, ia tetap saja sesosok monster baginya.
“ BiLLy Sarah Aliston, apa kau bersedia mendampingi, menyayangi, mengasihi dan mencintai Nicolas John Carter menjadi suamimu dalam suka maupun duka , dalam sakit maupun sehat ?” Lanjut pendeta
sesaat Billy diam tak menjawab, kata-kata pendeta itu entah mengapa begitu menusuk telinganya, ingin sekali ia berteriak mengatakan TIDAAAK!!
“ Iya, aku bersedia.” Tapi kata itulah yang mencul dengan lantang. Sekilas Nick Carter yang berada disampingnya menoleh heran, padahal pemuda itu juga berharap wanita yang berdiri disampingnya mengatakan, AKU TIDAK BERSEDIA.
“ Nicolas John Carter, silahkan, kau boleh mencium pengantinmu!!.” Ucap Pendeta, menutup Upacara.

“ Hei, kenapa kau mau menjadi istriku?” Tanya Nick, ia menarik tangan Billy disela-sela jamuan pesta seusai upacara perkawinan.
Billy menepis genggaman Nick Carter dilengannya yang ramping.
“ Karena aku tidak ingin membuatmu malu setelah kau mengatakan bahwa kau bersedia menjadi sumiku!”
Nick tersenyum kecut.
“ Aku mengatakan bersedia bukan karena aku benar-benar mau, tapi hanya kasihan kalau aku katakan tidak sementara kau sudah dandan habis-habisan begini.” Timpal Nick tak kalah sinis.
“ Apa maksudmu, jangan coba-coba menghinaku, lihat siapa kau!! Mana ada perempuan yang mau hidup bersama lelaki berantakan sepertimu? “ darah Billy mulai naik.
“ Buktinya, kau mau!” Sahut Nick santai.
“ Ya, karena aku wanita tidak beruntung yang harus menbayar hutang keluargaku untuk memperbaiki hidupmu yang berantakan itu, !!”
“ Jadi kau menikah denganku untuk menbayar hutang dan menjadi pengasuhku ?”
“ Tepat sekali…kau puas sekarang??!!”
“ Kupikir karena tidak ada seorang lelakipuhn yang mau menikahi wanita sok sempurna sepertimu!”
Nick Carter meneriaki Billy dengan konyol sambil memandangi wanita itu penuh pikiran kosong, lalu ia meneguk habis sampanye ditangannya.
“Pengantin baru silahkan naik kepentas untuk dansa yang pertama!!!” Seru pembawa acara pesta.
Billy mendengus kesal. Nick juga tak jua beranjak dari tempatnya duduk. Tamu-tamu pesta mulai gaduh, mereka bersorak yel-yel agar kedua pengantin baru itu segara memulai ritual dansa pertamanya. Nyonya Carter yang memperhatikan pemandangan itu jadi tidak sabar, ia lalu menarik tangan putranya dan menantu barunya keatas pentas.
“ Come on!!” Nyonya besar memainkan matanya, memohon agar pengantin berdansa.
Nick melangkah mendekati Billy, pria itu meraih tangan istrinya dan berdansa. Tamu-tamu pun bertepuk tangan.
“ Owww!!hati-hati langkahmu, kau menginjak kakiku!” pekik Billy tiba-tiba, Nick tersenyum mengejek sambil menggelengkan kepala.
“ Owwhkk!!” lagi-lagi Billy memekik kesakitan. “ Kau tidak bisa berdansa ya?” Hardik Billy emosi.
“ Aku sudah hati-hati, kau saja yang tidak bisa mengikuti langkahku!” Nick membela diri.
“OWWkh…!” sekarang Billy memekik lebih keras. “ Berhenti, aku sudah tidak tahan, kau sengaja melakukannya atau kau memang tidak punya otak ?!” Billy geram.
“ Hei, jaga mulutmu nona sok cantik! Aku sudah berdansa sejak dalam kandungan, kau saja yang payah!” Nick ikut geram.
“ Uhk…!” Billy melotot, hatinya dongkol sekali, Billy lalu turun dari pentas dan menghilang dalam keramaian.
Malam pertama bagi sepasang pengantin harusnya indah dan dilewati dengan kebahagian, tapi ini tidak untuk Billy dan Nick. Billy justru mengusir Nick yang mabuk berat untuk keluar dari kamar pengangtin. Ahkk…pemuda itu kacau sekali, ia menolak keluar, tapi Billy tidak menyerah, sekuat tenaga ia mendorong tubuh Nick Carter, kemudian menutup daun pintu sekeras-kerasnya. Wanita itu lalu menangis meraung-raung meratapi hidupnya yang akan segera hancur.
Matahari sudah beranjak naik, Billy turun perlahan menyusuri tangga rumah baru hadiah perkawinan dari keluarga Carter. Rumah yang mewah bergaya eropa klasik. Dilantai bawah, matanya menangkap Nick Carter masih terlelap disofa dengan kondisi yang kacau. Botol minuman keras dimana-mana. Billy mendesis kesal. Lengkap sudah penderitaannya.
“ Hahk…lelaki yang hebat kata Ayah?!” Billy mengguman sinis.
Wanita berambut pirang itu terus berjalan mendekati tubuh lelaki yang baru saja menjadi suaminya, ia hendak memunguti botol-botol yang bertebaran disana-sini.
“ Uhk…lelaki ini benar-benar monster, bagaimana bisa ia meneguk minuman sebanyak ini!?” seru Billy pada dirinya, dan “AWWW…..” Billy memekik keras.
“ Hei…apa yang kau lakukan?!” Nick tiba-tiba terbangun, lelaki itu memeluk tubuh Billy erat, membuat wanita itu meronta-ronta.
“Lepaskan aku, Monster!!!” Billy terus meronta
“ Kau sebut aku apa ? aku Monster yang tampan kan sayang ?” Sahut Nick, bau alkohol begitu menyengat dari mulutnya.
“ Oouugh…kau bau sekali, Cepat lepaskan aku, atau…!!!”
“ Atau apa ?” Nick makin menguatkan dekapannya.
“ atau ini!” BUUUKK….
“ OOOWWWW…..kau menghancurkan “senjataku”!!” Nick mengerang kesakitan, seketika ia menyerah, melepaskan Billy. Disudut sofa Billy tersenyum penuh kemenangan.
Hari pertama perkawinan mereka berlalu penuh kekacauan. Begitu juga hari berikutnya…berikutnya……dan berikutnya. Tak pernah ada kedamaian. Sama seperti yang terjadi hari ini.
“ Hei-hei, Nyonya Carter siap pergi kekantor!” hardik Nick Carter, suatu pagi.
“ Tentu, karena aku bukan monster pemalas seperti seorang didepanku!” Ejek Billy sinis.
“ Apa kau bilang, aku monster ?” Nick mengucap protes.
“ Apalagi kalau bukan monster pemalas, keledai?”
“ Jaga mulutmu, perempuan sok sempurna!”
“ Aku memang sempurna, lihat apa yang tidak bisa kulakukan, bahkan menikahi monster sepertimu aku bisa!”
“ Tutup mulutmu perempuan jalang, lihat suatu hari nanti, kau akan kubuat berlutut dikakiku!”
“ Oya, kita lihat saja!!”
Pertengkaran tak pernah berhenti setiap mereka bertemu. Sifat Nick yang urakan dan berantakan sangat bertolak belakang dengan Billy yang selalu menginginkan segalanya sempurna. Akhirnya Billy semakin merasa terpojok, hidupnya bagai dineraka. Nick Carter tak menunjukan perubahan sedikit pun, bahkan lebih parah dari sebelumnya, setiap hari setelah pulang bekerja Billy selalu mendapatinya tergeletak disofa dengan kondisinya mabuk yang mengerikan.
“ BANGUN Nick!!!Bangun!!! apa-apaan kau ini, aku sudah muak dengan kelakuanmu!! Aku mau kita cerai saja!!” Seru Billy, ia mendengus kesal.
“ Iya…ya…silahkan saja!!!terserah kau pengasuh!!!” jawab Nick sekenanya. Membuat Billy makin naik darah.
“ Baik, aku segera menghubungi pengacaraku untuk membuat gugatannya!” Ancam BiLLy lagi. Nick sama sekali tidak peduli, dia malah kembali terlelap.

“ Aku sudah tidak tahan lagi, Ayah! Dia benar-benar keterlaluan, dua bulan ini aku merasa hidup dineraka! Apa Ayah tega padaku?”
“ Sabar sayang, awal suatu perkawinan memang tidak mudah!” Tuan Aliston mencoba menenangkan putrinya yang datang padanya penuh emosi.
“ Tapi ini berbeda, aku bahkan tidak mencintainya! Oh, Ayah andai kau tahu, dia benar-benar membuatku gila! Kerjanya hanya pulang malam dalam keadaan mabuk, tidur disembarang tempat!ohk..aku benar-benar tidak tahan lagi!” Rengek Billy kesal.
“ Nick Carter…dia pria yang tampan, aku tidak yakin akan mendapat menantu lain yang setampan dia!” Tuan Aliston menggoda putrinya, ia tahu putrinya memang tidak main-main, tapi ia tak ingin perkawinan itu buyar begitu saja, dia masih tetap yakin bahwa Nick Carter yang terbaik untuk putrinya, hanya saja waktu itu belum tiba.
“ Apa Ayah bilang? Kalau Ayah ingin menantu yang tampan aku bisa menikahi Coliin Farel, Brad Pitt, Tom Cruise, atau aktor tampan lain yang Ayah mau! Dengan kecantikanku aku jamin bisa mendapatkan mereka, Mereka bahkan jauh lebih hebat dari seorang Nick Carter yang selalu Ayah banggakan itu!”
Tuan Aliston spontan tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata Billy yang benar-benar marah.
“ Tidak nak, aku tidak mengijinkan kalian bercerai saat ini! Bagaimana kalau kau beri dia kesempatan, bagaimana kalau tiga bulan lagi, setelah itu jika masih tidak bisa menerimanya!” Tuan Aliston memotong “ hahk…dengan berat hati ayah akan mengijinkan kalian berpisah.”
Apa-apaan itu tiga bulan lagi, sedetik saja Billy bagaikan didatangi malaikat maut setiap berhadapan dengan suaminya.
Billy melangkah gontai menuju pintu rumah, ketika pintu terbuka suasana senyap, dan ada sesatu yang aneh, lampu rumah mati.
“ Kemana monster pemalas itu ? selalu saja berkaliaran dimalam hari.” Wanita cantik itu mengeluh pelan. Ia berjalan menuju dapur, sayup-sayup terdengar suara suara dari sana. Suara orang tengah bercakap-cakap. Sesampainya disana, Billy dibuat terkejut bukan main, seorang wanita dengan begitu mesra asyik bertengger dipangkuan suaminya.
“ Hai sayang, kau sudah pulang ? “ Sapa Nick yang tak kalah terkejutnya.
Billy melipat tangannya, dia tersenyum kecut.
“ Maaf, apa kau bisa membawa wanitamu keluar dari sini?! Ini rumahku dan aku tidak suka ada wanita lain disini, kalau kau mau bercinta dengannya, sewa saja hotel! “ Billy meninggikan volume suaranya penuh emosi.
“ ahk..sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu bergabung!” sahut Nick santai
“ Terima kasih, aku tidak tertarik, lagipula aku yakin kau tidak akan bisa memuaskanku! maaf apa kau bisa membawanya keluar sekarang juga!!!” Kali ini Billy sungguh-sungguh tidak bisa menahan emosinya, suaranya makin meninggi, membuat Nick menciut dan segera membawa wanita tadi keluar.
Pintu ditutup, Nick hanya mengantarkan wanitanya hingga pintu rumahnya, entah kenapa ada perasaan tak enak dalam hatinya.
“ Billy, maaf! Kami tidak, ehk…maksudku belum melakukan apapun dan dia…”
“ Itu urusanmu, aku tidak peduli kau bercinta atau tidak, yang penting jangan dirumah ini!” potong Billy sambil melangkah mengambil segelas air dan diteguknya habis.
“ Dengar Nick, kumohon berubahlah! Kau satu-satunya keturunan Carter, pikirkan keluargamu! aku memang dipaksa menikahimu, aku tidak mencintaimu sama sekali, tapi aku menikah denganmu, untuk membuatmu berubah, dan aku tertantang untuk itu. Kau bukan anak-anak, atau remaja, yang terus-menerus menghabiskan uang orangtuanya untuk bersenang-senang, kau membawa nama besar keluargamu, mereka berharap banyak padamu. Bahkan Ayahku, entah kenapa selalu berkata kau ini orang hebat, membuat kupingku meledak rasanya! Karena yang setelah kulihat, apanya yang hebat! Kau tidak beda dengan keledai pecundang, Kerjamu hanya mabuk, malas-malasan, berkencan dengan wanita-wanita jalang itu.Okhhh…aku langsung menyerah!”
“ Mana buktinya kalau kau memang mau membuatku berubah, kau tidak pernah peduli padaku!lagi pula aku juga tidak peduli apa misimu menikah denganku.” Nick mencoba membela diri.
“ Bagaimana aku mau peduli, lihat dirimu!!Berubahlah!! BUAT KELUARGAMU BANGGA!cobalah untuk mengerti!!setelah itu aku bisa menceraikanmu kapan saja karena hutang keluargaku sudah kubayar.”
Nick terdiam, kata-kata Billy kali ini seolah membakar jiwanya. Ia melangkah gontai, dihempaskan tubuhnya pada kasur air dikamarnya sendiri. Selama ini mereka tidur terpisah, karena tak ada yang tahan satu sama lain. Sementara itu dikamar yang lain , Billy masih menagis maratapi hidupnya.
Billy terbangun dikejutkan suara weker yang berbunyi nyaring. Wanita itu kemudian merapikan rambutnya yang teruarai panjang. Matanya bengkak setelah menangis habis-habisan semalam. Setelah itu ia keluar kamar menuju dapur, karena perutnya berkoar minta diisi. Ia memperhatikan isi lemari pendingin, berpikir apa yang bisa dimakan.
“ Aku mau pergi!” Nick tiba-tiba muncul disana.
BiLLy tampak terkejut dengan kemunculan yang tiba-tiba itu.
“ Kau mau kemana pagi-pagi begini?!” tanya Billy heran, dan lebih heran lagi melihat Nick berdiri memakai setelan jas hitam begitu rapi, tidak seperti yang dia lihat, kucel dan berantakan.
“ Kau mau pergi ke gereja?” lanjut Billy lagi.
Nick tidak menjawab
“ Mau pengakuan dosa ya?!” Billy mengejek.
“ Tidak! Aku mau cari kerja!”
“ HAAKHH…., kau tidak sakit kan Nick?!!”
Begitu percaya diri Nick mengendarai mobilnya, menuju sebuah gedung pencakar langit yang mewah, milik Perusahaan Carter. Perkataan Billy semalam membuatnya sadar akan sesuatu, bahwa dia tak ingin terus hidup menjadi sampah. Ia lalu mendatangi sekretaris Ayahnya, an sekretaris itu mempersilahkan dia masuk. Kini dihadapannya, duduk Tuan Ben Carter, yang tidak lain adalah Ayahnya sendiri. Ia seolah tak percaya melihat seseorang yang datang itu adalah putranya.
“ Nick…., Wow ini kejutan!” Tuan Carter menyambut putranya dengan pelukan hangat, ia bahagia sekali.
“ Ayah…, aku butuh bantuan !” kata Nick.
Tuan Carter memicingkan mata. Ia menghela nafas panjang.
“ Apa itu, uang ditabunganmu habis lagi? Hahk, Nick…Ayah mohon, sudah saatnya kau berubah! Ayah…”
“ Ayah….! Beri Aku Pekerjaan!!” Nick memotong kata-kata Tuan Carter.
Tuan Carter terbelalak, terkejut mendengar apa yang dikatakan putranya. Ia bagaikan bermimpi mendengarnya.
“ Kau, tidak becanda kan?!”
“ Ayolah Ayah, apa aku terlihat seperti sedang bercanda ? aku sudah bosan dikatai monster pemalas oleh perempuan itu.”
“ Perempuan…perempuan yang mana?” Tanya Tuan Carter penasaran
“ Billy Aliston, menantu Ayah!” Nick menjawab ketus.
Tuan Carter tertawa geli mendengar jawaban putra, Akh..rupanya dia tidak salah memilih menantu.
“ Baiklah, aku akan memberimu pekerjaan! Tapi…bagaimanapun juga ini perusahan bonafit, aku tidak bisa sembarangan memilih pegawai sekalipun itu anakku sendiri! Jadi kau akan menjalani mas percobaan dulu ! bagaimana ?”
“ Baik, aku bersedia!” Nick menyahut.
“ Kau bisa memulainya sekarang, Akan kusuruh Berta menyiapkan kontrak kerja untukmu didepan, kau bisa menemuinya sekarang!” Perintah Tuan Carter.
“ Terima kasih Ayah, e…maksudku Pak Direktur!”
Tuan Carter menanggapi dengan senyum tipis, ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Beberapa saat kemudian.
“ Ayah, apa ini, kontrak ini menjadikan aku sebagai Cleaning servis!” Nick menyenolong masuk ruangan Ayahnya, nafasnya menggebu.
“ Iya, lalu apanya yang salah ?” Tuan Carter menanggapi dengan santai.
“ Apanya yang salah ? tentu saja salah, bagaimana mungkin Ayah memberiku pekerjaan sebagai seorang Cleaning servis, Ayah…Aku benar-benar ingin bekerja, aku tidak main-main.”
“ Aku juga tidak main-main, itu masa percobaanmu disini!”
“ Hahk..? Apa maksud Ayah, Ini ijazah MBAku, aku lulusan Harvad, Ayah menjadikan aku cleaning servis ?!”
Tuan Carter kembali menghela nafas, tanggannya lalu dikatupkan didepan bibirnya.
“ Nick, tidak semudah itu mencari pekerjaan! Dulu, aku juga harus memulainya dari bawah sekalipun ini perusahaan Ayahku!”
“ Tapi bukan sebagai cleaning servis kan, Ayah ?” Nick mengeluh.
“ Ya, aku memang mendapat posisi yang lebih baik saat itu, karena sainganku tidak banyak! Sekarang ini aku memiliki puluhan pegawai yang semuanya berijazah MBA juga lulusan terbaik dari banyak Universitas ternama! Lagi pula ini hanya masa percobaan, kalau kau bisa bekerja dengan baik, aku berikan kau posisi yang lebih baik! Dan kalau kau keberatan, kau boleh mundur!“ tegas Tuan Carter.
Nick bingun dengan sikap ayahnya, ia menggaruk-garuk kepalanya.
“ Tapi, kenapa harus Cleaning servis, aku tidak seburuk itu kan?!” Nick masih protes.
“ Cleaning Service juga bukan pekerjaan yang buruk.” Sahut Tuan Carter
“ Apapun pekerjaan itu, selama kau melakukan dengan baik akan menjadi istimewa, putraku! Tanpa mereka kantor yang megah ini tak akan terlihat semegah dan sebersih ini, Kau akan belajar banyak dari sana!” Ucapan Tuan Carter kali ini lebih bijak.
“ Baiklah, tapi Ayah harus berjanji, jika aku melakukan masa percobaan ini dengan baik, Ayah akan benar-benar memberiku posisi yang pantas untukku!”
“ Iya tentu saja, kanapa tidak, Tuan Nickholas John Carter!” Jawab Tuan Carter setuju. Akhirnya Nick pun memulai pekerjaannya hari ini.
Senja menjelang, saatnya mengakhiri pekerjaan. Pekerjaan baru yang cukup berat untuk seorang Nick Carter, karena belum mendapat seragam untuk Cleaning service, ia terpaksa bekerja memakai setelan. Jas yang tadi pagi dipakainya kini bertenger dipundak, kemejanya yang putih, kini lusuh dan kotor, dilipatnya hingga lengan. Ia melangkah meninggalkan gedung Perusahaan Carter, ia bergegas pulang, tidak sabar untuk berendam air hangat dan tidur karena kelalahan.
“ Hei…sudah pulang, bagaimana pekerjaannya ?” sapa Billy, sesampainya Nick dirumah. Dia mendapati suaminya pulang dengan keadaan kacau, sepertinya sangat lelah.
“ Ehm, boleh aku minta segelas air, please?!” Nick membalas sapaan, lalu membiarkan dirinya terbujur diatas sofa, sofa itu benar-benar terasa nyaman dipungung Nick Carter.
Billy, masih penasaran melihat kondisi suaminya.
“ Kau baik-baik saja kan Nick ? “ Tanya Billy terdengar cemas, ia menyerahkan segalas air, lalu duduk disamping lelaki yang dinikahinya dua bulan lalu.

“ Iya….,aku hanya kelelahan!”
“ Kau dapat pekerjaannya?”
“ Iya!” Nick menjawab singkat
“ Dimana? Perusahaan Ayahmu?” Sambung Billy.
“ Iya!”
“ Ohk, Bagus! Aku yakin Ayahmu akan dengan senang hati menerimamu bekerja disana, dia sudah mengharapkanmu sejak lama.”
“ Untuk menjadi Cleaning service dikantornya ? Iya, dia sangat mengharapkanku.” Jawaban Nick cukup menjelaskan mengapa ia pulang dengan kondisi kelelahan seperti membawa batu berton-ton.
“ Cleaning service?!” Billy memekik heran.
“ Ya, itu pekerjaanku sekarang! Akh…sudahlah, aku lelah sekali aku mau berendam, besok aku harus bangun pagi-pagi sekali, harus membersihkan toilet pria, ahk..sumpah baunya minta ampun, aku jadi penasaraan apa yang dimakan karyawan di Kantor Ayahku itu?.” Nick Carter berdiri, ia berjalan lunglai menyusuri tangga.
Apa ? cleaning service, kenapa Tuan Carter memberikan pekerjaan itu untuk Putranya, guman Billy dalam hati, dia jadi tidak mengerti maksud mertuanya.
Benar saja pagi-pagi buta Nick sudah menyetater mobilnya dan pergi bekerja, ia hanya meninggalkan pesan tempel dipintu lemari pendingin untuk BiLLy.
“ aku berangkat bekerja, aku akan pulang larut malam,
mereka bilang hari ini ada acara dikantor. Sampai ketemu, Nona sok tau”
Sudah dua pekan berlalu sejak Nick Carter bekerja, dan hampir dua pekan itu pula Billy jarang melihat kelebatan suaminya, Nick selalu berangkat kerja pagi-pagi dan pulang cukup larut. Tapi tidak pagi ini, BiLLy masih mendapati Nick terlelap saat dia mengintip kamar lelaki itu. Akhirnya, dia bisa lega, karena monster yang dinikahinya karena terpaksa mulai berubah.
“Okh..tumben masih disini!” Billy berujar pelan. Wanita itu lalu bergegas menuju dapurnya, tangannya dengan cekatan mengolah adonan penekuk. Hemmmhh…penekuk yang hangat dan nikmat…aromanya menyebar keseluruh ruangan hingga menusuk kedua lubang hidung Nick Carter.
“ Selamat pagi!” Nick menyapa, ia dibangunkan aroma nikmat penekuk, tangannya mengucek kedua kelopak matanya, rambut coklatnya berantakan.
“ pagi. Kau tidak berangkat pagi-pagi lagi ya?” balas BiLLy.
“ Huakhhh….iaya!” Nick menguap lebar.
Billy memicingkan matanya, memperlihatkan mimik kurang senang.
“ Iya maaf, ehm…panekuk ya?!” Seru Nick lagi, ia sadar Istrinya tidak suka tingkahnya barusan.
“Lupakan! duduklah, ayo, temani aku sarapan!” sanggah Billy kemudian.
Nick menyambut undangan itu dengan senyum lebar, dihadapannya Billy sedang menyiapkan dua piring flat putih, tangannya meletakkan tumpukan penekuk pada masing-masing piring, dan menyiramkan madu diatasnya. Nick yang sudah tidak sabar, langsung melahapnya.

“ Pekerjaan barumu sepertinya membuat selapar itu ya?” Billy meledek.
“ Tidak juga, hehk…kau mau meladekku ya?!” Jawab Nick ketus, mulutnya masih penuh panekuk.
“ Tidak, aku malah salut padamu!”
Nick keheranan mendengar ucapan Billy, dia tidak pernah mengira mendapat pujian seperti itu dari Istrinya.
“ Apa kau bilang, aku tidak dengar?” Nick menggoda, sambil mengibas-kibaskan telinga menggunakan jarinya.
“ Tidak semua orang bisa bekerja seperti yang kau lakukan saat ini, Nicky! Apa lagi dengan latar belakang sepertimu.”
“ Hehk, jangan panggil aku Nicky ya!aku benci panggilan itu!!tunggu..!apa maksud ucapanmu tadi, aku tidak mengerti!”
“ Baik-baik, aku tidak akan memanggilmu Nicky! kau ini memang bodoh, seperti itu saja kau tidak tahu maksudnya!Maksudku, kau memang hebat, kau biasa hidup berlimpah segalanya, tapi sekejap saja bisa meninggalkannya untuk sebuah pekaerjaan, yang aku yakin orang lain dengan latarbelakang sama sepertimu tidak semuanya mampu bekerja seperti ini. Aku saja, tidak akan bisa. Jadi aku pikir kau hebat!dan itu artinya misiku menikah denganmu tidak sia-sia” jelas Billy.
“Okh…trima kasih, penekuk ini juga enak!benar-benar enak!” Nick menjawab tak acuh, tapi dalam hati ada ungkapan terimakasih yang tidak dapat diucapkannya untuk Billy.
Billy tersenyum, sambil mengeleng pelan.

“ Kau akan menggantikan posisi menager marketing perusahaan Carter!” seru Tuan Carter disuatu siang pada putranya.
“ Kenapa?” jawab Nick kritis.
“ Masa percobaanmu selesai, kau juga telah melalui dengan baik, sesuai janjiku, kau akan mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang lebih baik!”
Nick menatap Ayahnya, dalam hati dia berterima kasih karena berkat ayahnya ia banyak mendapat pelajaran berharga selama menjadi seorang cleaning servis. Hingga membuatnya menemukan siapa dirinya. Tuan Carter tersenyum lembut membalas tatapan putranya, dalam hatinya juga diselimuti rasa bangga kepada putranya, harapan satu-satunya penerus keluarga Carter itu telah menunjukan gaungnya kini.
“ Ini gajimu selama dalam masa percobaan kemarin, dan mulai bulan ini, kau siap menempati posisi itu, Selamat bergabung Tuan Carter!”
ada sejuta perasaan puas tak tergantikan dalam hati seorang Nickolas John Carter kini, di pandanginya amplop berisikan gaji pertamanya, entah mengapa saat itu hasil kerja kerasnya terasa bak berlian berharga ditangan. Nickolas pun bergegas menuju suatu tempat, ada seseorang yang begitu ingin ia temui saat ini, Untuk berbagi perasaan itu, seseorang itu ialah Billy Aliston.
“ Kau ada waktu, ada yang ingin aku bicarakan!” Ujar Nick diujung telpon genggamnya.
“ Aku dalam perjalanan pulang sekarang, ada apa?” sahut Billy.
“ Kalau begitu temui aku di Mr. CHUK, sekarang ya!”

“ Okei…”
“ sampai jumpa.” Klik.
Billy, memutar mobilnya, ia menuju tempat yang disebutkan Nick, hatinya penuh tanya, apa gerangan yang ingin dibicarakan Nick kepadanya? Sepenting itukah, pertanyaan terus membahana dibenak Billy, kejadian sepaerti ini tidak biasa, Nick tak pernah seperti ini sebelumnya. Perceraian ? yah…mungkin itu yang ingin dibicarakan, Hati Billy berkata. Mersedes Bend yang dikendarainya dikebut kencang, wanita itu benar-benar penasaran. Beberapa saat kemudian ia sampai disebuah restauran cepat saji, Mr. CHUK, jaraknya meang tidak jauh ditempuh dari rumah, disamping pintu masuk ia melihat Nick Carter sedang berdiri menunggunya datang. Billy kemudian memarkir mobil, gerakannya gesit. Ia lalu keluar menghampiri Nick disana.
“ Hai, sudah lama? ” Billy menyapa, mimik wajahnya tegang penuh tanya.
“ Tidak juga, ayo masuk! ” Sahut Nickolas tenang, ia tidak menyadari mimik tegang istrinya. Dua sejoli itu berjalan beriringan, Nick lalu memilih meja disudut ruangan, sebenarnya mereka bisa duduk dimana saja, kareana restauran itu tak seramai biasanya ketika senja seperti ini.
“ Kau mau Super Big burger atau Mr. Duper Hogdot? “ Nick menawarkan menu andalan restauran itu.
“ Tidak, aku mau small cola saja!” jawab Billy, Nick memandangnya sejenak, kening pria itu seketika berkerut.
“ Ayolah, kau pasti lapar, kenapa hanya pesan minuman ? atau kau tidak suka tempat ini ya ?” Nick berseru lirih pada kalimat terakhirnya.
“ Ohk.., tidak…bukan begitu tapi aku baru saja makan tadi bersama seorang clien.” Sahut Billy, ia berbohong padahal ia belum makan apapun sepanjang hari ini, ia hanya tak sabar menunggu apa yang akan dibicarakan pria dihadapannya kini. Nick menunduk lemah,ia menghela nafas kecewa, gelagat itu langsung tertangkap jelas oleh Billy, ada sedikit rasa tak enak dihati, ia tak ingin melihat Nick kecewa.
“ ehm..baiklah, aku rasa masih ada tempat untuk Cheese Burger ukuran biasa diperutku. “
Wajah Nick carter spontan berubah sumringah mendengarnya. Ia kemudian bergegas menuju meja pesan. Tak lama ia sudah datang membawa nampan berisi Cheese burger, 2 cola dan 2 Mr. Duper Hotdog. 1 Hogdot ukuran besar tidak cukup untuk mengisi perutnya yang benar-benar kosong setelah seharian bekerja membersihkan seluruh kantor ayahnya hari ini.
“ Kau akan menghabiskan semua Hotdog itu Nick ?” Billy memekik heran.
“ Ya, kenapa tidak, aku lapar sekali, aku bahkan bisa menghabiskan satu meja ini! Nick menjawab sambil tersenyum kecil.
“Yeah..aku percaya!” Billytersenyum geli.
Nick lalu melahap Hogdotnya.
“ Maaf aku hanya bisa mentraktirmu ditempat ini.”
“ Jadi kau sedang mentraktirku ? “
“ Iya, gajiku belum cukup untuk mengajakmu kerestauran mewah!” Nick menjawab sambil menunduk.

“ Akh, jadi kau baru terima gaji ya?” Billy menggapi.
“ Yap, gaji pertamaku!” Nick menyahut, ia tersenyum sambil menepuk dadanya dengan bangga.
Akh…begitu rupanya, tapi Billy yakin, bukan hanya itu yang ingin disampaikan Nick padanya, pasti ada sesuatu yang lebih penting dari sekedar gaji. Ia menunggu, apakah Nick akan berbicara tentang apa yang dipikirkannya, perceraian ? itu yang diharapkannya, dua bulan sejak kesepakatan yang ia buat bersama ayahnya berlalu. Satu bulan lagi jika semua belum berubah ia bisa mengajukan cerai. Kalau saja saat ini Nick akan mempercepatnya itu lebih baik untuk Billy.
“ Itu saja, apa tidak ada yang lebih penting, misalnya…..”
“ Tentu saja ada yang lebih penting! ” Nick berbisik. Billy menghentikan makannya, ia sudah siap menyimak hal penting itu. Perceraiankah ?
“ Mulai besok, aku bukan Cleaning service lagi, tapi manager marketing carter coorporation!”
Billy tercengang, matanya berkedip-kedip ia tak percaya dengan apa yang didengarnya.
“ Bagus!!” Pikir Billy, artinya hutang budi itu sudah terbayar, perceraian didepan mpelupuk mata.
“ Iya, kau tidak akan percaya kan? Seorang Nick Carter, yang selalu kau sebut monster bisa menjadi menager? “
“ ohkh..jadi mau pamer?!ehm….tapi tidak heran juga itu kan perusahaan keluargamu, kau bisa menempati posisi apa saja yang kau mau dengan mudah!” Billy menimpali sinis.
Nick terdiam, ia kembali memangdang Billy. Billy membalas pandangan itu dengan kikuk, merasa bersalah dengan ucapannya barusan.
“ Ehm..maaf Nick,maksudku..itu…”
“ Ya, kau benar, itu memang perusahaan keluargaku sendiri, aku bahkan bisa menjadi direktur kalau aku mau ! trima kasih kau selalu mengingatkan banyak hal padaku!”
“ Ya..tapi maksudku…bukan aku?”
“ Tidak Billy, kau memang benar! Suatu saat nanti perusahaan itu memang akan kutangani, hanya aku penerus keluarga Carter, Ya kau benar. Kenapa aku tidak menyadari maksud ayah, ada tanggung jawab besar yang harus kupikul, bahkan dari posisi terendah sekalipun!” Nick menerawang jauh.
“ Nick, aku benar-benar minta maaf aku tidak bermaksud berkata begitu.” Kata Billy penuh penyesalan, ia merasa telah merusak suasana itu.
“ Untuk apa minta maaf, kau benar, kau justru telah membuka mataku untuk makin serius, tidak main-main lagi dengan hidup!aku mengajakmu kesini juga ingin mengatakan terima kasih, kau yang sudah membuatku bangkit dari keterpurukanku, dari hidupku yang kacau, bahkan kau baru saja menyadarkanku tentang sesuatu. Terima kasih, Billy!” Nick menggenggam jemari wanita dihadapannya lembut, ia tersenyum bahagia.
Billy Aliston, tak pernah menduga sama sekali celetuknya malah ditanggapi lain oleh Nick. Bagaimanapun ia lega, karena keturunan Carter itu mau berubah.
“ Ehm… tidak ada yang ingin kau sampaikan lagi ?” kejar Billy.
“ Ya masih ada !”

“ Apa itu ?” Billy bertanya antusias.
“ Bolehkah gajiku tidak kubagi denganmu dulu untuk bulan ini ? karena aku ingin membelikan sesuatu untuk ibuku.”
Bola mata Billy berputar-putar mendengar Nick bicara, kemudian ia tersenyum kaku dan mengangguk berkali-kali. Akh…sepertinya ia masih harus bersabar untuk hidup lebih lama menjadi istri monster taubat dihadapannya.
Nick sedang menikmati pekerjaan barunya, Nick tergolong handal dalam banyak hal, Tuan Carter bahagia sekali. Kini dia dapat tidur nyenyak, tidak lagi dihantui pikiran tentang kehancuran dinasti Carter. Putra semata wayangnya itu, benar-benar dapat diandalkan. Waktu kerja pun usai, Nick meninggalkan kantor, Ia malambai pada beberapa penjaga keamanan, dan berjalan menyusuri koridor menuju tempat mobilnya diparkir. Tak lama ia sudah menyusuri jalanan menuju arah pulang. Ia berhenti sejenak disebuah mini market. Tenggorokannya kering, Ia ingin meneguk sekaleng soda dingin yang manis.
“ Guk….Guk….Guk…” seekor anjing kecil berputar-putar dikakinya begitu ia turun dari mobil, Anjing itu terus mengikuti hingga ia kembali dari toko.
“ Hei…kau suka padaku ya?” Nick menunduk, menyapa anjing kecil berwarna abu-abu itu.
“ kau tidak punya tuan ya ? “ seru Nick ketika ia tak menemukan kalung pemilik yang melingkari leher anjing kecil itu.
“ Kau mau ikut aku pulang ? Ya…ya…aku akan membawamu pulang!”

GUK….GUK…GUUUUK….suara Anjing kecil menyalak, Billy terkejut setengah mati dibuatnya.
“ Hei…anjing siapa itu ? kenapa kau membawanya pulang !?” Billy menyambut kedatangan Nick dan anjingnya dengan nada protes.
“ Mulai sekarang ini anjingku, dia akan tinggal disini! Namanya Kitty, ayo kitty…beri salam pada nyonya Carter!” celoteh Nick
“ Kitty…?” jawab Billy heran
“ Iya, baguskan namanya?” Nick berujar lagi
“ Iya…nama yang bagus untuk seekor anjing!” Billy menimpali dengan tatapan aneh.
“Ayo kitty, kita kekamar!kau akan kumandikan biar bersih dan wangi!” Ajak Nick pada anjing itu, ia meraihnya dan membopongnya menaiki tangga menuju kamarnya. Billy hanya mematung melihatnya.
“ Dengar Nick, aku tidak suka ada hewan peliharaan dirumah. Mereka hanya akan membuat kotor!” Ucap Billy seusai makan malam.
“ Tapi Kitty tidak kotor, aku sudah memandikanya, lihat dia cantikkan kan ?”
“ Aku tidak terbiasa dengan hewan peliharaan sejak kecil, apalagi anjing! Bulu mereka bisa bertebaran dimana-mana, mereka juga bisa mencabik sofa dengan gigi yang penuh liur yang…iukhhh…!” Billy bergidik jijik.
“ Ayolah Billy, tidak akan seburuk itu! Aku dulu punya anjing dirumah. Namanya Clif, sejenis herder malah! Tapi dia tidak mencabik sofa ibuku!” Nick membela.
“ Terserah kau mau bilang apa, pokoknya aku tidak suka ada anjing dirumah ini!”


“ Hei ini rumahku juga kan, aku punya hak untuk melakukan apapun termasuk memelihara anjing?”
“ Iya, ini memang rumahmu juga ! Tapi tanpa persetujuanku, aku punya hak untuk tidak menerima anjing ini!”
“Aku akan ganti kalau sampai dia merusak sofa!” Tegas Nick kesal.
“ Bukan hanya sofa masalahnya, kalau dia membuat berantakan bagaimana ?”
“ Billy, dia hanya anjing kecil?”
“ Kau tidak akan pernah tahu apa yang bisa dilakukan seekor anjing kecil!”
“ Memangnya kau tahu?” tantang Nick. Suasana semakin memanas.
“ Baiklah, kalau kau memaksa. Pokoknya kalau anjingmu itu sampai berulah aku akan membuangnya!” Sahut Billy marah. Nick hanya menghela nafas, ia tak ingin memperburuk lagi suasana, atau Billy benar-benar akan membuang anjingnya.

“ ASTAGAAAA….!!!! Apa yang kau lakukan pada file-fileku anjing nakal ?” Billy berterik murka pada Kitty sianjing kecil, ketika ia mendapati ruang kerjanya berantakan, kertas berceceran dilantai, sebagian bahkan terkoyak-koyak oleh gigi tajam.
“ Lihat saja nanti, aku akan membuat perhitungan denganmu, anjing jelek!” Seru Billy geram. Ia marah sekali. Seluruh file-file pentingnya hancur.

“ Kity….Kitty…kau dimana ?” Nick berteriak memanggil-manggil anjingnya yang tak kunjung datang, biasanya hanya dipanggil sekali saja Kitty dengan manja sudah menyambut tuannya.
“ Aku mengurung anjingmu. Lihat, apa yang sudah dia lakukan pada file-file pentingku ?”
“ apa kau mengurungnya?”
“ Aku sudah pernah bilang kan, aku tidak suka anjing, mereka pasti berulah!”
“ Dimana kau mengurung Kittyku?” Nick menyahut emosi
“ Ambil sana digudang belakang?”
“ Apa??digudang belakang?” Nick memekik keras, ia bergegas menuju gudang belakang. Billy tak habis pikir dibuatnya, ia pun lalu mengikuti langkah suaminya.
“ Kittyyyy…..!!!!Tidak….!!! Ya tuhan Kitty, dia tidak bernafas!!!”
Gerimis mengiringi malam, diteras Nick duduk menyendiri. Matanya menerawang ia baru saja kehilangan anjing kesayangannya. Sejak tiga hari lalu ia tak berbicara apapun pada Billy. Sekalipun berpapasan ia hanya berlalu tanpa mengucap apapun. Billy merasa sangat bersalah, ia tak tahu harus bagaimana. Dia tak pernah menyangka Kitty akan menumpahkan caiaran beracun digudang hingga membuatnya tewas.
Pagi ini Nick juga masih bersikap sama. Ia melangkah begitu saja mengacuhkan Billy. Sejenak Billy terdiam, ia langsung meloncat pergi ketika ada ide terlintas dibenaknya.
“ Hei Tuan Carter, boleh aku masuk!!” Billy mengetuk pintu kamar Nick. Beberapa saat kemudian, Nick membuka pintu, rambutnya berantakan, wajahnya kusut.
“ Ada apa? Kau mengganggu aku tidur saja?! ” Nick mengus kesal.
“ Lihat…siapa yang datang?!!!” Billy menyodorkan keranjang merah dari rotan pada suaminya.

Nick perlahan membukanya, GUUKK…..Anjing kecil menyalak dari dalam keranjang itu.
“ Ya Tuhan…Kitty??!!” Nick melotot terkejut.
“ Bukan, hanya mirip Kitty, aku beruntung mendapatnya ditoko hewan, aku harap dia bisa mengganti Kitty! Maaf aku menyesal sekali.”
Nick tersenyum senang, dia langsung menarik Billy dalam dekapanya.
“ Hei…lepaskan aku, jangan coba-coba ya!!!Lepaskan aku!” Billy terus meronta-ronta, tapi seolah tuli Nick tetap saja mendekapnya erat, perlahan ia berbisik.
“ Trima kasih!”
Sedan putih memasuki halaman rumah carter, tak lama seorang wanita muda memakai setelan merah turun dari sana. Ia berjalan menghampiri pintu.
“ Ya…!!” Nick muncul membuka pintu
wanita tadi membuka kaca mata hitamnya, ia menatap Nick dengan pandangan kagum.
“ Ya, maaf bisa saya bantu nona ?” sapa Nick lagi.
“ Oh ya, namaku Thara Davis!aku teman sekantor Billy, maaf apa dia ada dirumah?!” seru wanita tadi.
“ Oh…, Billy!ya dia dirumah, silahkan masuk, aku panggilkan dulu! “
Wanita bernama Thara itu pun melangkah masuk, Nick mempersilahkannya Duduk. Beberapa saat kemudian ia datang bersama Billy.
“ Hai…Thara!aku sudah menunggumu lama sekali.” Billy menyambut Thara dengan ciuman dipipi. Nick duduk diruang sebelah, meninggalkan dua wanita tadi.
“ Billy, dia suamimu yang sering kau bilang monster itu ya?!” Thara bertanya setengah berbisik.
“ Iya, Dia monsternya!”
“ Ya Tuhan, tampan sekali! Aku bahkan tidak bisa berkedip tadi! “
“ Hakh…,tampan kau bilang? Coba saja kalau kau hidup dengannya?!”
“ Ahk…tentu saja pasti menyenangkan!ohg.., kau memang sudah gila!lelaki setampan itu dibilang monster!Aduh…dia tampan sekali! Kalau kau tidak mau aku akan menerima dia dengan sepenuh hati.”
“ Thara, sudah hentikan! Kau keterlaluan!” hardik billy
“ Iya maaf! Tapi, kau bilang tidak pernah mencintainya kan? Apa boleh dia untukku saja!?”
“ Ya Tuhan Thara, kau ini apa-apaan sih?” sahut Billy kesal, Thara yang menyadari itu spontan diam.
Nick kembali melewati ruangan tempat Billy dan Thara berada, ia mengambil balasan fax yang dikirimnya pagi tadi. Mata Thara melesat bagai kilat menangkap keberadaan Lelaki yang memang tampan itu. Nick tersenyum simpul, Hati Thara seketika bak ditaburi bunga, wanita itu benar-benar jatuh cinta pada suami teman kantornya, sahabatnya sendiri.
“ Thara, mana filenya?” Pertanyaan Billy bahkan diabaikan olehnya.
“ Thara, filenya!!!” seru Billy lagi, kali ini Billy benar-benar dibuatnya naik darah.

“ Temanmu itu manis juga ya?!” celetuk Nick Carter pada Billy, selepas Thara meninggalkan rumah mereka.
“ Jangan coba-coba ya!” Ancam Billy.

“ Sepertinya dia terpesona pada ketampananku!” Seru Nick lagi, gelagatnya genit sekali.
“ Hakh…,coba saja kalau dia tahu kebiasaan burukmu! Jangankan terpesona, melihat bayanganmu sajapasti muntah.” Billy menjawab sinis.
“ Wah…,tajam sekali kata-katamu sayang, menusuk hatiku!”. Nick meledek, Billy hanya membalas dengan tatapan garang, membuat nyali Nick Carter menciut.
“Oughhh..oke-okey!! Ada yang sedang cemburu disini!”
“ Aku tidak cemburu!” sahut Billy mengelak seketika.
“ Aku tidak bilang yang sedang cemburu itu kamu kan?.”
Kring…kring…kruing…..Dering telpon memecah suasana.
“ Iya, dengan keluarga Carter disini.” Ucap Billy.
‘Oh…ya pak,ini saya,….ah…ya baik! Sekarang juga?ah…iya…iaya baik!” BiLLy kemudian mengakhiri pembicaraannya. Wajahnya terlihat cemas.
“ Ada apa?” tanya Nick tak kalah cemas.
“ Aku harus keSaint Astro Hill!”
“ Hahk…malam-malam begini? Untuk apa ?”
“ Aku harus mengambil beberapa sampel barang bukti client kami yang tertinggal disana!” Billy menjawab lemah.
“ Memangnya tidak ada orang lain ?”
“ Ada!”
“ ya suruh saja orang itu!” Tukas Nick
“ Ya orang itu tuan Gordon sendiri, saat ini dia sedang di Kanada!”
“ Ahkh…” Gerutu Nick Carter, tangannya mengusap rambut yang tidak gatal.
“ Apa pekerjaan pengacara itu serumit ini ?” Nick melanjutkan kata-katanya.
“ Kurang lebih begitu!” Jawab Billy sambil kemudian berlalu.
“ Tunggu,aku akan mengantarmu kesana!”
“ Tidak perlu,aku bisa sendiri.” Billy menolak
“ Saint Astro itu jauh sekali, jalannya berkelok dan rusak, kalau kau tidak mau kuantar, aku tidak mengijinkanmu pergi!” Nick bersikeras.
Billy berbalik, tanggannya naik kepinggang. Ia memandang lelaki dihadapannya.
“ Baiklah, antar aku kesana!”
Benar saja, Bukit saint Antro terlalu terjal dilalui. Jalanannya gelap, dikiri jalan jurang dalam menganga, seperti siap menelan siapa saja yang melintas disana. Nick mengendarai mobilnya hati-hati sekali, salah sedikit, maut akan menjemput mereka.
“ Jadi…, kau mau pergi kesini sendiri ya?” protes Nick
“ Sudahlah Nick, kosentrasi saja pada jalannya!”
“ Apa kau sering kesini, selain hari ini ?”
“ Ya beberapa kali! Karena tempat tinggal klien kami dibalik bukit itu!”
“ Sendiri ?”
“ Sekali bersama Tuan Gordon, dan sekali bersama dengan Klienku, lalu sekali aku pergi sendiri dan sekarang bersamamu.”
“ Tuan Gordon yang menyuruhmu?!”
“ Ya, tentu saja, dia Bosnya!”

“ akh, begitu ya? Kalau sampai setelah ini dia menyuruhmu datang ketempat ini lagi akan kuhajar dia habis-habisan!” Nick mengomel, anehnya Billy justru senang mendengar omelan suaminya, entah kenapa ada rasa hangat menyentuh rongga dadanya saat ini, hingga membuatnya tersenyum kecil.
“ Itu didepan sana rumahnya!!” Billy menjulurkan telunjuknya kearah sebuah rumah berpagar beton. Rupanya kedatangan mereka telah disambut oleh Tuan Miller Klien Billy, dan seorang wanita paruh baya, Tuan Miller mempersilahkan mereka masuk. Billy kemudian memulai perbincangan, wanita itu terdengar cukup akrab dengan si Tuan rumah. Wanita paruh baya yang tadi menyambut kedatangan pasangan Carter datang membawakan 3 cangkir coklat hangat dan kue kering. Wanita itu adalah bibi Tuan Miller.
“ Silahkan dinikmati, Nyonya dan Tuan Carter!” Ia tersenyum hangat pada Billy dan Nick lalu mengambil tempat duduk disamping tuan Miller
“ Baru kali ini aku melihat pasangan muda yang begitu serasi!” lanjut Bibi tuan Miller.
“ Memangnya aku dan mantan istriku dulu tidak terlihat serasi, Bi ?” Tuan Miller menyeletuk.
“ Tentu saja tidak, buktinya kalian sekarang bercerai, coba lihat mereka!! Ada binar cinta dimata keduanya, membuat mereka terlihat sangat serasi.”
Nick dan Billy saling berpandangan mendengar celotehan Bibi tuan Miller.
“ Apa kalian sudah mempunyai momongan ?” seru wanita paruh baya itu lagi.
“ Belum!” Billy menjawab kikuk.
“ Ohk, sayang sekali, cepatlah punya momongan, aku yakin anak kalian pasti lucu dan menggemaskan. Apa anda tidak ingin segera punya bayi mungil yang cantik Tuan Carter ?”
“ Ahk…Iya tentu saja, aku sangat ingin punya anak nyonya, istriku sangat cantik jadi anak-anakku nanti juga pasti cantik dan lucu!” jawab Nick diiringi tawa renyah, Billy menyikut sikunya tiba-tiba. Tuan Miller yang menyadari peristiwa tadi sepontan mengalihkan pembicaraan.
“ Ya..ya cukup untuk wawancaranya Bibi Hilda, sekarang biarkan aku menyelesaikan urusanku dengan nyonya Carter dulu, nanti begitu sampai dirumah mereka akan segera membuat seorang bayi cantik seperti yang bibi bilang! Aha.. lihat nyonya carter, pipinya jadi merah seperti udang rebus.”
Billy seketika menunduk menanggapi ucapan Tuan Miller, ia tidak menyadari betapa pipinya merona.
Udara malam makin menusuk tulang ketika Billy menyelesaikan urusannya. Kliennya mengantar hingga pintu pagar, Nick bergegas meninggalkan tempat tersebut. Kedua pasangan itu pun memulai perjalanan pulang.
“ Hik..hik…hik…!!!” Nick tiba-tiba tertawa kecil, membuat Billy penasaran.
“ Hei, kau gila ya ? apa yang kau tertawakan ?”
“ Aku tiba-tiba ingat ucapan Bibi tadi, waktu dia mengatakan kita pasangan serasi, coba saja kalau dia tahu yang sebenarnya, Tuan Miller bisa membawanya kerumah sakit karena serangan jantung, hahaha…!”
“ Kau pikir itu lucu ?” Billy menjawab ketus.


“ Memangnya menurutmu tidak lucu ?”
“ Tidak!”
“ Tapi tadi pipimu benar-bear merah kan?!”
‘Tidak!!!” Billy mengelak
“ Iyaa!!”
“ Kubilang tidak, aku hanya memakai pemerah pipi terlalu tebal saja.”
“ Oya? coba kulihat!” Nick meraba pipi Billy lembut, tapi Billy langsung menetepisnya.
“ Jangan macam-macam ya!!” Billy mendengus kesal.
“ YA…ya, maaf! Jangan marah begitu, nanti kau bisa membuatku jatuh cinta karena pemerah pipimu.”
Billy merunduk, tanpa ia sadari jantungnya tiba-tiba berdetak kencang mendengar ucapan lelaki disampingnya, kalau saja saat itu siang hari pipinya makin jelas terlihat lebih merah dari udang rebus.
Sinar matahari pagi menembus kesela-sela korden dikamar Nick Carter, pria itu terbangun lunglai, ia mempunyai janji kencan dengan Thara Devis, pada minggu pagi ini. Ia pun segera bergegas merapikan diri, dan pergi, Nick tak ingin Billy mengatahui acara kencannya bersama Thara. Pria itu tahu Istrinya tentu akan sangat marah kalau tahu yang dikencaninya adalah teman sekantornya. Disebuah restauran, Thara Devis sudah menantinya. Ia tersenyum senang melihat kedatangan lelaki yang sudah sejak tadi dinantikannya.
“ Kau datang juga!” Seru Thara, ia berdiri mengecup pipi Nick Carter. Nick membalasnya dengan senyum.
“ Maaf, aku terlambat, tadi malam aku pulang larut.”
“ Oh..yah, kau kemana?”
“ Mengantar Billy kerumah Kliennya.” Jawab Nick santai, Thara yang mendengar ia langsung berubah masam.
“ Ya tentu saja kau harus mengantar, dia kan istrimu!”
“ Kenapa, kau cemburu hahk ?” Nick berseru lembut, ia menatap Thara dengan binar menggoda, membuat wanita itu tersipu-sipu, playboy sekelas dia membuat wanita termehek-mehek hanya semudah membalik telapak tangan.
“ Billy pasti membunuhmu kalau tahu kau sedang berkencan denganku sekarang!” ujar Thara lagi.
“ atau malah tidak peduli sama sekali, seperti yang biasa dia lakukan!” sahut Nick, ia mengucapkannya dengan lemah.
“ Sepertinya kau suka kalau dia cemburu?” Thara menanggapi mimik muka Nick yang tiba-tiba berubah.
“ Benarkah ? aku terlihat begitu ?” Nick balik bertanya. “apa kau tahu ada seseorang yang Billy sukai ?” Lanjut Nick, seraya memicingkan matanya.
“ Hei, kita sedang berkencan sekarang, kenapa malah membicarakan Billy?” Thara mendadak protes.



“ Bukan begitu maksudku, aku hanya ingin tahu saja, kalau dia sedang menyukai orang lain aku lebih leluasa menjalin hubungan lebih dalam denganmu kan?” Nick kembali merayu untuk mencairkan hati Thara.
Thara menggangguk, wanita itu menyandarkan punggungnya disofa.
“ Aku dengar rumah tangga kalian bermasalah, benarkah ?” seru Thara kemudian.
“ Ya, kami menikah karena dijodohkan.” Nick menjawab mantap, Thara Devis lagi-lagi mengangguk mengerti, pantas saja Nick bebas berkencan dengannya, untuk ukuran rumah tangga normal, hal seperti ini tak akan pernah terjadi.
“ Dulu, Billy pernah mengatakan padaku kalau dia sangat membenci suaminya, dia tidak pernah mencintai suaminya sedikitpun! Tapi ketika aku bertemu denganmu, aku tak habis pikir bagaimana bisa dia tidak mencintai suami sepertimu, kau tampan, gagah, kau punya segalanya, dan sekarang aku tahu, kalian sangat serasi.” Thara Devis menarik nafas panjang.
“ Aku mencintainya kau bilang ?akh, kenapa sih orang-orang selalu bilang kami pasangan serasi?” Sahut Nick seolah tak percaya mendengar ucapan Thara, ia menggeleng-gelengkan kepala.
“ Memangnya kau tidak sadar kalau kalian serasi? Lihat, bahkan Setiap kali kau dengar nama Billy disebut matamu langsung bersinar-sinar.”
Nick hanya diam menanggapi ucapan Thara, ia sendiri bahkan tak pernah menyadari matanya bersinar setiap kali nama wanita yang dinikahinya disebut. Namun sekali lagi ia tak mau ambil pusing, Nick bahkan semakin gencar melancarkan rayuannya pada wanita sexy dihadapannya.

“ Kau berkencan denganya kan??”
Tuduhan Billy tiba-tiba menyambut kedatangan Nick Carter, lelaki itu terkejut bukan main.
“ Hahk, kau mau membuat jantungku copot! Tiba-tiba muncul begitu seperti hantu!” Nick mengalihkan pembicaraan, sambil mengatur detak jantungnya agar kembali berdetak normal.
“ Aku melihatnya, kau bersama Thara direstauran Santa morse, duduk berhadapan dengan mesra, dia terlihat begitu menggoda dengan rokmini serendah itu, pasti membangkitkan gairahmu bukan?” Billy kembali menghujam Nick dengan pertanyaan.
“ Yah…tentu saja, wanita semenarik dia sayang kalau dibiarkan begitu saja kan ??” Nick menjawab tak peduli, tangannya meraih gelas berisi penuh air lalu seketika diteguknya.
“ Aku ingatkan kau sekali lagi, Jangan Thara Devis!!” kau boleh kencani siapa saja, tapi jangan dia!” Ancam Billy penuh emosi, ia mendekatkan ujung hidungnya pada ujung hidung suaminya, Nick bahkan dapat merasakan hembusan nafas Billy begitu dekat saat itu.
“ Apa alasannya aku tak boleh mengencani dia ? aku suka wanita itu!” Protes Nick.
“ Kau gila ya? Dia itu sahabatku, dia juga bawahanku, apa kata orang ? suamiku selingkuh dengan temanku sendiri ?” Jawab Billy tegas, dadanya naik turun menahan amarah yang siap meledak saat itu juga.
“ lalu apa kata orang kalau aku kencan dengan wanita yang lain ? toh meraeka juga akan tetap mengataimu, lalu apa bedanya ?”

“ Terserah!!” Seru Billy dengan suara tinggi
“ Aku menyukainya!!” Balas Nick, sembari manatap Billy tajam, Billy membalas tatapan itu penuh emosi, tangannya mengepal, ingin sekali ia menghantamkan bogem keras pada wajah suaminya.
“ Pokoknya kalau sekali lagi aku masih melihatmu mengencani Thara, aku…aku akan…Hakh…kau akan tahu akibatnya!!” nafas Billy ngos-ngosan, ia begitu marah sangat marah! Kemudian ia berlari menuju kamar, entah kenapa air matanya tiba-tiba mengalir deras, ia sendiri tak mengerti apa yang sedang terjadi padanya kini. Sepertinya, ada seribu pedang tertancap dihatinya, sakit sekali. Nick masih berdiri disudut ruangan, terpaku menyaksikan tingkah Billy, lelaki itu bingung, kepalanya berputar.
Suara deru mobil baru saja melaju keras meninggalkan pagar, Sepasang mata Nick Carter mengawasi dari balik korden jendela kamarnya. Ia melihat istrinya baru saja beranjak dari rumah itu.
“ Dasar wanita!” Nick mengumman. Tak lama lelaki itu pun menyusul beranjak pergi menuju tempat kerjanya.
Thara Devis sedang duduk dibalik mejanya, Ia tak menayadari kedatangan Billy yang kini telah berdiri disampingnya. Wanita itu terkejut.
“ Billy, aku tidak melihatmu datang!”
“ Dengar Thara, apapun yang sedang terjadi antara kau dan Nick Carter, aku mau kau mengakhirinya saat ini juga! Kau tahu kan, dia suamiku, suami sahabatmu sendiri ?” Billy manatap sahabatnya itu tajam.
“ Billy, kau salah paham, aku dan Nick, kami tak ada hubungan yang spesial!iya, kami memang kencan beberapa kali tapi kami tidak sejauh yang kau pikir!”
“ Memangnya apa yang kupikir?” seru Billy sinis
“ Kami hanya bertemu, berbagi cerita, jalan-jalan, itu saja!” Thara mengelak, wanita itu ketakutan, ia tahu Billy benar-benar marah.
“ Aku tak peduli apapun yang kau lakukan, yang kutahu kau menusukku dari belakang Thara! Kau sahabatku, dan kau mengencani suami sahabatmu sendiri! Mulai detik ini aku tak mau melihatmu lagi!”
“ Taaa…tapi Billy…billy maafkan aku…!” seru Thara memohon.
“ Baiklah,aku memaafkanmu, tapi jika sekali lagi aku masih melihat kau bersamanya! Aku benar-benar akan menendangmu dari kantor ini!” Ancam Billy.
Angin malam berhembus menyusuri ruangan, Diruang tengah Nick terbaring diatas sofa buatan turki favoritnya, sebelah tangannya memainkan segelas anggur merah. Ia baru sadar bahwa jam dinding sudah menujukan pukul sebelas mala, dan sampai saat ini ia belum melihat Billy pulang dari tempat kerjanya. Lelaki itu mulai gelisah, karena Billy tak pernah seperti ini sebelumnya, ia selalu menelfon setiap kali akan pulang terlambat atau menginap dirumah orangtuanya. Nick tahu saat ini Billy memang sedang kesal padanya, dan ia menyadari ulahnya itu salah. Tiba-tiba ucapan Thara devis berdengung ditelinganya, bahwa matanya bersinar setiap kali membicarakan Billy!”. Sesekali Lelaki itu tersenyum tipis, kembali bola matanya menangkap jajaran angka pada jam dinding, sekarang sudah mengarah pada angka dua belas.
“ Ya Tuhan Billy, kemana dia?” Nick berkata lirih, hatinya makin resah. Dia berjalan kesana kemari, lalu mengambil ponselnya dan mencoba menelfon Billy, tapi panggilannya terputus, Billy menonaktivkan ponselnya. Kegelisahan Nick makin menjadi, ia lalu memutuskan menunggu istrinya didepan teras rumah, sambil berkata lirih.
“ Dia pasti benar-benar marah padaku!”
Nick dibangunkan suara debuman mobil yang berhenti disamping halaman, matanya masih buram namun ia bisa memastikan itu Billy yang datang.
“ Kenapa kau diluar ?” tanya Billy ketus.
“ Kau kemana saja? Aku menunggumu semalaman ?” Jawab Nick lembut, ia mencoba bersikap dewasa.
“hemh…manis sekali, menungguku pulang sampai tertidur diteras?” Billy menaggapi dengan senyum kecut.
“ Kenapa semalam tidak pulang? Kau kemana?”
“ Memangnya apa pedulimu?” sahut Billy ketus seraya menerobos masuk.
“ Kau ini istriku, bagaimana mungkin aku tidak peduli?” Nick menyahut
“ Oh yaa…? Istrimu kau bilang? Aku tidak pernah merasa begitu!”
“ Billy aku tahu kau marah padaku karena aku kencan dengan Thara, baiklah aku memang salah, aku minta maaf!”
“ Kau tidak perlu minta maaf begitu, lagi pula aku sudah putuskan untuk membiarkanmu mengencani dia sesuka hatimu, bahkan kau bisa menikahainya kalau kau ingin!”
“ Apa maksudmu?” Nick menggeleng kebingungan menangkap perkataan Billy.
“ Kau sudah putuskan untuk bercerai denganmu, aku sudah bicara dengan kedua orang tuaku, juga orang tuamu, dan mereka bilang semua terserah padaku! Mereka tidak ingin kita terus seperti ini, aku ingin bahagia Nick!dan kau mungkin juga bisa bahagia bersama Thara.!” Jawab Billy lemah.
“ Tapi aku pikir…kita masih bisa memperbaiki ini, aku janji aku tidak akan mengencani Thara lagi, lagipula aku tidak benar-benar menyukainya, aku hanya senang bicara dengannya! Karena wanita itu lucu, dia bisa membuatku tertawa dan…ya a dia seperti…boneka lucu yang manis!”elak Nick sambil memainkan piyamanya.
‘ Apaaa??? Jadi kau hanya mempermainkan dia begitu?”
Ehm…bukan mempermainkan dia, tapi…dia itu lucu…”
“ Biar aku jelaskan, jadi Kau hanya menyukainya karena dia lucu, dan tidak benar-benar menyukainya ?”
“ Yah…kira-kira begitu lah!”
“ Basar Bajinagn kau!!!” PLAAAKKKK….Billy menampar Nick.
“ Hei, kenapa kau menamparku, memangnya apa sih maumu, aku mau menyukainya tidak boleh, sekarang aku bilang tidak benar-benar menyukainya kau malah menamparku, apa sih maumu??”
Billy terdiam, dia sendiri tidak tahu apa jawabannya, tapi yang ada dihatinya saat ini hanya perasaan lega, entah lega karena telah menampar Nick hingga segala rasa kesalnya hilang atau lega karena Nick tidak benar-benar menaruh hati pada Thara?? Dia makin tak mengerti.

“ Sini biar kukompres Es Batu!” seru Billy beberapa jam kemudian.
“ Kau benar-benar keterlaluan, lihat pipiku jadi lebam begini kan?” Nick mengomel, pipinya membiru karena tamparan Billy tadi, sepertinya Billy terlalu keras memukulnya.
“ Oiya aku tahu, makanya aku bawakan Es batu biar lebamnya hilang!” jawab Billy, ia merasa bersalah melakukan itu pada Nick, ia tidak menyangka bisa sekuat itu tamparannya.
“ Kemana saja kau semalaman?” sahut Nick kemudian.
“ Kau kan sudah bilang menemui orang-tuaku dan orang tuamu!”
“Memangnya mereka benar-benar mau kita bercerai?”
Billy menghentikan usapan tangannya dipipi lebam Nick, wanita itu menatap suaminya tanpa kata.
“ Sampai mati mereka tidak akan membiarkan kita berpisah kan?” Tebak Nick.
“ Kenapa, kau begitu tidak rela melihatku dengan Thara?” Nick bertanya lagi, tanganya menggenggam pergelangan Billy yang sibuk mengusap lebamnya dengan sebogkah es batu.
“ Aku tidak akan menyerahkan suamiku pada sahabatku sendiri.”
Dua insan itu saling berpandangan, ada rasa yang lain sedang menggeluti hati keduanya kini, rasa yang tak bisa mereka pahami hingga begitu sulit terungkap.
“ Hei ada undangan pesta makan malam dari Tuan Miller, kau masih ingat klienku dari Saint Astro itu kan?dia mengundang kita untuk menghadiri pesta kemenangannya!”
seru Billy menghancurkan romantisme sesaat tadi.
“ Oya, kau memenangkan kasusnya?” Jawab Nick
“iyah, begitulah! Besok malam, kau ada waktu kan?”
“ Ehmmm….!!!” Nick berguman, ia mengingat-ingat jadwalnya.
“ Ahk, pasti ada janji dengan gadis-gadismu yang lain?” dengus Billy kesal
“ Aku bisa membatalkannya kalau kau minta!” Nick menggoda
“ Kau pikir aku peduli!” Billy makin kesal
“ Ayolah…katakan please….dan sekejap saja mereka menghilang!”
“ Hentikan Nick!” Billy beranjak dari tempatnya duduk.
“pleaseee……” Nick merenggek
“ Baiklah, Please…ikut denganku keundangan Tuan Miller!”
“Yeah…satu kosong!!!!” Nick berterika girang, merasa menang. Walau ia tak tahu pasti untuk apa itu, yang jelas bunga-bunga cinta sedang merekah segar hatinya kini.

Malam itu akhirnya tiba, ketika harus mendatangi undangan pesta makan malam Tuan Miller.
“Ayo Nick, aku tidak mau kita terlambat!” seru Billy yang baru saja merapikan diri.
Nick Carter tak bergeming sedikitpun menyaksikan pemandangan dihadapannya kini, Billy memang cantik tapi tak pernah secantik malam ini dimatanya, wanita itu benar benar memukau hingga membuatnya tak mampu berkedip sedikitpun. Balutan gaun panjang warna merah hati yang segar, menonjolkan belahan dada Billy yang indah, rambut pirangnya disanggul rapi, memamerkan pesona leher dan bahunya yang mulus,bibirnya tipis merona begitu mengiarahkan setiap mata yang memandang.
“Nick, Ayo!!!” Hardik Billy lagi.
“ Ahk…iya..iya ayo kita pergi!” Nick masih mencoba mengedipkan matanya yang kaku, lalu disambarnya jas yang diletakkannya diatas sofa. Kedua pasanagn itu pun bergegas menuju Saint astro.
Kediaman Tuan Miller terlihat lebih ramai dari ketika mereka datang dulu, empat mobil berkelas terpakir disana. Nick memarkir mobilnya disamping Mercedes Bend Hitam dari salah satu mobil yang ada. Lalu bergegas membuka pintu mobil tempat Billy berada, lelaki itu masih juga sulit berkedip setiap kali berhadapan dengan wanita cantik dihadapanya.
“ Kau ini kenapa? Ada yang salah denganku?” Tanya Billy tak enak.
“Oh, tidak, sepertinya mataku saja yang susah berkedip!”
“ Kau sakit Nick?” Tanya Billy cemas
“ Maksudku susah berkedip karena kau begitu cantik, hingga mataku tidak ingin melewatkannya seditikpun.” Nick merayu.
Billy menunduk seketika, pipinya merah merona karena pujian Nick, jantungnya pun detak lebih keras dari sebelumnya.
“ Astagaa…Nyonya dan Tuan Carter…!!!” Seru Tuan Miller senang menyambut kedatangan pasangan Carter tersebut.
“ Wah…sepertinya aku sedang melihat bidadari sekarang!” Lanjut Tuan Miller, ia memuji betapa cantiknya Billy malam itu.
“ Kalau begitu jangan macam-macam dengan Bidadariku, Tuan Miller!” Ancam Nick.
“ Hahahahaaa…Tentu saja Tuan Carter, mari masuk, kami sudah menunggu kedatangan kalian!”
Jamuan makan malam dimulai, ada dua pasang suami istri, dan dua orang lelaki, satu seumuran Tuan Miller, yang satu lagi seumuran Nick Carter duduk mrengelilingi meja makan, juga Bibi Tuan Miller tentunya. Suasana semakin akrab ketika tuan Miller memainkan biolanya, ia berputar putar sambil mengajak tamu-tamunya berdansa. Bibi Tuan Miller denagn sigap segera mengambil kemudian dibelakang piano tua yang ada didasana, bergabung dengan alunan Biola Tuan Miller menciptkan suasana yang hangat. Nick Carter dan Billly hanya tersenyum simpul menyaksikan tamu-tamu yang lain menari.
“ Berdansalah denganku, Bidadari!” Ajak salah satu pria seumuran Nick. Billy sedikit terkejut, kemudian ia mengarahkan pandangannya pada suaminya seolah meminta persetujuannya.
“ Lima menit !” Nick menjawab mantap, jauh dalam lubuk hatinya dia tak rela, ia hanya terpaksa mengangguk karena tak ingin mengacaukan suasana akrab.
Billy kembali tersenyum menebarkan pesonanya, ia meraih tangan pria tadi dan berdansa mengikuti musik.
Billy tampak menikmati dansa bersama pria itu, mereka bercakap-cakap dan sesekali tertawa kecil, disudut ruanagn mata tajam Nick Carter tak henti mengawasi. Lelaki tampan itu menyesali kebodohan yang baru saja dia lakukan. Hatinya geram melihat pemandangan itu. Pria tadi sepertinya begitu menikmati mendekap tubuh Billy.
“ Ayolah, kau harus merebut kembali bidadarimu dari Cristian atau dia benar-benar merebutnya!” bisik Tuan Miller tiba-tiba, ia mendatangi Nick sambil terus menggesek biolanya.

Nick tak mau pikir panjang, ia berdiri dari kursinya, menghampiri Billy dan lelaki yang ditunjuk tuan Miller bernama Cristian.
“ Maaf, aku mau mengambil kembali bidadariku!” Seru Nick tegas.
“ Tapi ini belum Lima menit?” Cristian mengajukan protes.
Nick naik pitam mendengar ucapan pria dihadapannya, ia menatap dengan geram sembari menaikkan dadanya, menunjukan dirinya berkuasa atas Billy.
Cristian mundur, nyalinya langsung ciut! Ia lalu mengangguk hormat, dengan lembut ia menyerahkan jemari Billy ditangan Nick Carter. Nick dengan lembut menyambut jemari lentik itu, tubuhnya semakin didekatkan pada Tubuh Billy, membuatnya dapat memandang wanita itu begitu jelas.
“ Kenapa kau begitu, sungguh tidak sopan!” Hardik Billy tiba-tiba.
“ Bajingan itu mencoba menggodamu apa itu sopan, Nyonya Carter ?” Nick menjawab geram.
“ Lalu kenapa tadi kau izinkan kami berdansa?”
“ Aku pikir dia hanya ingin mengakrabkan dirinya, tapi ternyata bajingan itu malah mengodamu!”
“ Dia tidak menggodaku!” Billy membela.
“ Kau tidak akan tahu karena kau sedang digoda! Tapi aku terus memperhatikan tingkahnya, Tuan Miller juga begitu!tanya saja padanya!” jelas Nick.
“ Ahk…,sudahlah aku tidak ingin ribut!” pint6a Billy.
Mereka pun larut dalam irama dan melupakan kejadian tadi, berputar-putar, mereka menari sangat indah, bagaikan penari handal, jauh dibandingkan saat pertama mereka berdansa, tanpa sepatah kata, kedua mata mereka tak berhenti saling menatap seolah waktu sedang berhenti. Jantung keduanya makin derdetak kencang, perasaan yang sebelumnya sulit digambarkan, kini makin kentara.
“ Nick, aku rasa aku sudah lelah!” Seru Billy Lirih
“ Kau mau kita berhenti?” Nick berkata lirih
“ Iya!”
“ Tapi musiknya belum berhenti!” Nick menawar, tatapanya belum juga beranjak dari wajah Billy.
“ Kumohon!!!” Pinta billy lagi
Nick lalu menghentikan langkahnya, ia mengagandeng Billy menuju kursinya semula.
“ Sudah malam, apa sebaiknya kita pamit?” Tawar Billy
“ Iya , kurasa sebaiknya begitu!”
Pasangan itupun lalu berpamitan pulang, Bibi dan Tuan Miller memaksa agar mereka tinggal lebih lama, tapi keduanya tetap bersikeras untuk pulang, pelukan hangat disampaikan tuan rumah pada keduanya, dan merekapun beranjak dari sana.
Satu jam kemudian mereka telah sampai dirumah. Nick bergegas turun terlebih dahulu, membuka pintu tempat Billy duduk dan meraih kedua tangannya. Pemandangan yang tak biasa terjadi. Udara malam yang semakin dingin memaksa keduanya bergegas masuk kedalam rumah. Mereka berjalan beriringan menaiki tangga, sampai dipuncak mereka berpisah arah menuju kamar masing-masing.

Hati keduanya merintih, berteriak “ Seharusnya tidak begini.”
“ Billy!!!” Nick berbalik
“ Iya!” Jawab Billy cepat
Nick berjalan mendekatinya, Kini keduanya berdiri semakin Dekat, bahkan hembusan nafas pun dapat terasa. Mata keduanya saling beradu, bibir keduanya pun hampir tertaut sampai tiba-tiba
Tiliiililittt-lilit-lilit….ponsel Billy berdering, Billy segera meraihnya dan bergegas kekamarnya.
“ Oke Selamat malam!!” Nick berseru.
“ Oh…Nick!!!” Billy tiba-tiba membuka pintu kamarnya.
“ Ya?”
“ Kau berdansa dengan baik malam ini!” Ujar Billy, wanita itu tersenyum manis, sembari menutup kembali pintu kamarnya, Disana Nick masih berdiri terpaku memandang pintu kamar Billy yang tertutup rapat, mata lelaki itu berbinar diantara temaram cahaya lampu.
“ Ohk…sial aku benar-benar jatuh cinta “ Guman Nick.
Keesokan paginya, Billy sudah duduk dihadapan meja makan. Sepiring sendwich sudah tersedia disana.
“ Hei, tidurmu nyenyak?” sapa Billy,menyambut Nick yang terlihat kusut. Benar saja semalaman lelaki itu tak mampu membuat matanya terpejam, bayangan Billy terus melayang dibenaknya.
“ Aku boleh ikut sarapan?” Tanyanya salah tingkah.
“ Iya tentu saja, aku membuatkan sendwich ini untukmu agar kita bisa sarapan bersama!”jawab Billy tak kalah kikuk.
“Ahaaa…seperti sebuah keluarga!”
“ Apa??” Tanya Billy binggung
“ Ohk. Ya…tentu saja sebuah keluarga, aku…kau..kau aku kita, hahaaa!” Jawab Nick semakin tak karoan.
Tin..tong…tin…toong…., Bel pintu berbunyi! Billy bergegas menuju kearah pintu, kemudian membukanya. Mata wanita itu terbelalak , karena wajah orang yang datang itu sangat familiar. Cristian , Pria dipesta tuan Miller semalam.
“ Cristian ??” wajah Billy penuh tanya, ada apa gerangan dia datang kerumahnya, apakah gertakan Nick semalam tidak cukup menciutkan nyalinya.
“ Hai, Nyonya Carter!”
“ Kejutan apa ini? Bisa kubantu?” ser Billy sopan.
“ Boleh aku masuk dulu?”
“ Ohk, maaf…tentu saja, mari silahkan masuk!”
“ Tidak keberatan kan aku datang kemari?”
“ Tentu saja sangat keberatan!” Seru Nick, ia muncul tiba-tiba, mukanya masam.
“ Nick!” Billy melotot kearah Nick. “ Okh tentu saja kami senang kau datang kema…”
“ Apa maumu?!” Gertak Nick pada Cristian memotong ucapan Billy.



“ Ohk, maaf tuan Carter, aku hanya ingin mengembalikan Bross cantik milik istrimu yang tertinggal dipesta semalam.” Seru Cristian tenang, jarinya mengulurkan sebuah Bross bermata berlian.
“ Ambil saja untuk ibumu, aku bisa membelikan selusin untuk istriku!” Nick menjawab ketus.
“ Nick, kau ini tidak sopan sekali, Cristian hanya berniat baik mengembalikan Brossku saja!”
“ Billy, itu cuma alasan yang dia buat agar bisa menemuimu, aku yakin dia memang sengaja mengambilnya! Dasar Bajingan!” Nick mulai naik darah.
“ Hahk, Dasar anak kecil, aku yakin kau tidak akan tahan hidup berlama-lama dengannya Nyonya Carter!” Cristian mengejek.
“ Hei, jaga mulutmu!” Nick meninggikan suara penuh emosi.
“ Memangnya kau pikir aku takut ?” Balas Cristian.
“ Brensek kau!!” Nick tak lagi mampu menahan emosinya, ia mencengkram jas Cristian dan menekannya pada dinding.
“ Nick, Hentikan!!!” Billy berteriak mencoba melerai.
Tapi Cristian malah balik menyerang Nick, dia mendaratkan bogem mentah diperut Nick, hingga Nick terpental.Cristian langsung menindih tubuh Nick Carter. Nick mengerang kesakitan.
“ Kau pikir aku tak tahu apa yang terjadi dengan pernikahan kalian ?” kata Cristian, sembari menindih Nick tanpa ampun.
“ Lepaskan aku, Brengsek!!!” Pekik Nick.
“ Kalian hanya pura-pura saja menjalankan pernikahan ini, Istrimu tidak pernah mencintaimu, jadi apa salahnya kalau aku saja yang memilikinya !” Lanjut Cristian, Ucapan Cristian makin membuat Nick Carter kebakaran jenggot, Sekuat tenaga dirinya memutar posisi, mendorong balik tubuh Cristian dan menghajar pria asing itu secara brutal. Billy hanya bisa menjerit-jerit ketakutan. Meminta perkelahian itu dihentikan.
“ Pergi kau dari sini, dan jangan coba-coba untuk mengganggu istriku!” Nick menendang kasar tubuh Cristian hingga terjungkal tak berdaya.
“ Menikahlah denganku, Billy!!aku akan membuatmu bahagia dengan pernikahan yang sesungguhnya!!” Cristian masih belum menyerah.
“ Jangan pernah mimpi Cristian!! Cepat pergi dari sini, Pergi!!dan jangan kembali!!” Jawab Billy geram.
“ Dasar perempuan Bodoh!!” Cristian malah memaki Billy .
BUAAAkk….Nick sekali lagi menghajar muka Cristian, hingga darah segar mengucur dari lubang hidungnya.
“ Itu hukuman untuk keparat yang sudah berani mengatai istriku!! Cepat pergi kalau besok kau masih ingin bernafas!!” Ancam Nick.
Melihat keadaannya saat ini tentu saja Cristian tidak ingin menderita lebih parah, lelaki itu lari tunggang langgang, menuju mobilnya dan pergi meninggalkan rumah pasangan Carter.
“ Gila, laki-laki itu benar-benar nekat!” Billy menarik nafas panjang.


“ Memangnya semalam kalian bicara apa saja sih sampai bajingan nekat datang kesini untuk melamarmu?” Kata Nick emosi, matanya tajam menatap Billy.
“ Jangan melihatku seperti itu donk! Aku tidak mengatakan apa pun padanya!” Billy mengelak tak terima.
“ Tapi bagaimana dia bisa sampai disini?”
“ Tidak sulit untuk menemukan rumah ini, bukan ?”
“ Lalu bagaimana dia bisa tahu tentang pernikahan kita ?” Nick mengejar.
“ Mana kutahu, aku sendiri juga menanyakan itu!” Jawab Billy
“ Aku akan membunuhnya kalau sampai dia berani menggodamu lagi, kau sudah lihat kan betapa bajingannya dia ? Dirumahku sendiri dia berani menggodamu, pakai alasan bross segala! Makanya jangan sembarangan sok akrab sama orang, bagaimana kalau ternyata dia maniak seperti Cristian tadi? ” Cerocos Nick kesal.
“ Lho kenapa jadi aku yang salah, yang memberiku izin berdansa semalam kan kau sendiri!” Billy protes melihat sikap Nick.
“ Aku kan cuma basa-basi, kau bisa saja menolak!!”
“ Apaa?? Jadi maksudmu aku yang cari gara-gara ?”
“ Ya…kau!!” Tuduh Nick.
PLLAAAK…Billy menampar Nick
“ Aku tidak serendah itu Nick! Aku muak padamu!” Seru Billy marah, matanya berkaca-kaca, dia hanya tidak menduga Nick malah balik menyalahkan dirinya, padahal ia hanya korban.
Sudah tiga jam berlalu sejak peristiwa seram tadi berlangsung, Nick mondar-mandir didepan kamar Billy yang marah padanya, wanita itu mengurung dirinya, karena kecewa dan marah.
“ Billy, maafkan aku!! Tolong buka pintunya! Billy…!!” Nick memohon. Dia menyesal atas sikap yang dilakukannya Tak lama pintu kamar terbuka, Billy berdiri bersandar pada daun pintu, matanya menatap Nick sangat dingin.
“ Maafkan aku, aku tidak seharusnya berkata begitu! Aku hanya terlalu emosi!” Nick berkata lirih, kepalanya tertunduk lesu penuh penyesalan.
“ Aku tidak akan sebodoh itu menceritakan perkawinan kita pada orang asing! Atau pun menggoda laki-laki maniak seperti Cristian, aku masih waras Nick!” Kata Billy yang masih menahan amarah.
“ Iya, aku tahu! Aku minta maaf Billy! kumohon maafkan aku!” rengek Nick.
“ Ahk, sudahlah, aku capek! Aku mau tidur!”
“ Tapi kau memaafkannku kan?”
“ Iya!” seru Billy lirih, seraya menutup kemabli pintu kamarnya, Nick tersenyum lega mendengarnya.
“ Jadi kau benar-benar menghajarnya?” Pekik Thara pada Nick, mereka kebetulan bertemu disebuah pusat perbelanjaan disela-sela jam ,makan siang.
“ Ya, laki-laki benar-benar membuatku muak, Thara!” Seru Nick
“ Coba saja bayangkan, maniak itu mengajak Billy menikah, dirumahku sendiri, dia pikir siapa dia?” Nick menambahkan, lelaki itu tampak geram mengingat-ingat perkelahiannya kemarin.
“ Lalu, bagaimana dengan Billy, dia mau menerima lamaran maniak itu ?”
“ Hahk, otakmu miring ya, tentu saja tidak!! “ Nick tersenyum kecut
“ Aku pikir kau harus mengatakan kalau kau mencintainya!” Seru Thara lagi.
“ Hahaha,Apa??? kau pikir aku benar-benar mencintainya begitu?”
“ Hahk…,Nick… Kau ini tolol atau apa sih, sudah jelas kau mempertahankan Billy matia-matian dari maniak itu, kau tidak rela dia menggodanya, lalu apa namanya kalau bukan cinta??” Thara menepuk kepalanya gemas.
Thara dan Nick lalu menuju sebuah stand makanan, mereka memasan 2 hotdog dan cola.
“ Kau tahu, dia mengancam akan menendangku kalau dia mendapati kita masih berhubungan!” Seru Thara, mulutnya terisi penuh Hotdog yang dipesan tadi.
“ Oya? !” Nick tersenyum geli.
“ Kalian memang saling mencintai, tapi kalian terlalu sibuk mengingkarinya! Kenapa kau harus menahan itu lebih lama Nick ? Kenapa tidak kalian jalani saja Perkawinan yang sesungguhnya ?” Ucap Thara
“ Karena aku takut untuk mengakui kalau aku ternyata jatuh cinta padanya” Nick menjawab lemah, matanya menerawang.
“ Nick…cinta itu misteri, kita tidak pernah tahu kapan dia datang! Sekarang sudah waktunya untuk tidak takut mengakui perasaan itu! Katakan kalau kau mencintainya Nick!!atau dia tak pernah tahu, dan kehilangan dia.”
“ Tapi bagaimana kalau Billy tidak mencintaiku, Tidak punya perasaan yang sama dan dia malah menganggapku sma dengan maniak si Cristian?”
“ Tidak mungkin!”
“ Mungkin saja!” Sahut Nick
“ Potong leherku kalau sampai dia menolak!” tantang Thara
“ Deal!” sahut Nick cepat
“ Sial kau!!” Balas Thara sambil menghantaminya pukulan kecil.
“Dia pasti sangat marah kalau tahu kau sedang bersamaku!” Seru Thara kemudian.

“ Iya aku sangat marah Thara!!!” Suara itu tiba-tiba muncul dari blakang punggung Nick dan Thara.
“ BILLY….” Pekik Nick dan Thara bersamaan, mereka terkejut bukan main.
Billy terlihat sangat murka, dia mengacungkan jari tengahnya dan cepat-cepat pergi dengan marah, Nick dan Thara berusaha mengejar seketika.
“ Habislah aku, Istrimu benar-benar akan menandangku!” Thara panik, sambil terus berlari mengejar Billy. Tiba-Tiba Billy menghentikan langkahnya, ia menghampiri seorang pria dan seketika mencium bibir pria itu. Wanita itu seperti lepas kendali dan kehilanagn akal sehat.
“ Ohk..tidak!!” Nick melotot tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya kini.
Bukan itu saja, adegan selanjutnya lebih parah, Billy menarik tangan pria yang masih shock dengan ciuman tadi, membawa pria itu pergi.



“ Siapa pria tadi, apa yang sudah kau lakukan padanya, Hakh ??!!” gertak Nick sesampainya dirumah, tangannya begitu kuat mencengkram lengan Billy yang dikejutkan kedatangannya.
“ Lepaskan aku Nick, kau menyakitiku!!” erang Billy kesakitan.
“ Katakan siapa Dia! kau sudah gila ya?” Nick main menguatkan cengramannya.
“ Kau bisa berkencan dengan siapapun yang kau mau, bahkan sahabatku sendiri, lalu kenapa aku tidak boleh mencium siapa pun yang aku mau?” Jerit Billy.
Nick melepaskan cengkramannya, ia mundur dan mengatur nafasnya.
“ Ahaa…jadi kau mau balas dendam begitu?”
“ Apa pedulimu? Itu urusanku” Billy membentak.
“ Okey…okey, kalau itu maumu, silahkan kau cium siapapun yang kau mau, itu urusanmu, aku tidak akan peduli! Tapi jangan pernah campuri urusanku juga! Kalau Aku mengencani Thara Devis semauku!” Ancam Nick dengan suara tinggi, lelaki itu begitu marah, nafasnya masih naik turun, “ Melihat sikapmu tadi, Aku jadi ragu kalau kau tidak menggoda Cristian malam itu !” Lanjut Nick yang tak lagi sanggup menahan emosi. Ia lalu melangkah pergi, menggebrak pintu dengan keras.
Billy sangat terguncam tak percaya kata-kata itu diucapkan Nick Carter, Air mata Billy tak lagi terbendung, hatinya benar-benar hancur, Padahal Lelaki itu kini mulai mengisi hatinya, namun penghianatan dan kata-kata tajam itu telah mencabik-cabik hatinya.
Sementara saat ini Nick duduk disudut café, ia sudah menghabiskan lima botol bir, denagn hati yang tak kalah hancur, segala macam pikiran berkecamuk
“ Aku tidak percaya dia bisa malakukan itu!” gerutu Nick pada dirinya , tangannya mengepal kuat.
Tiba-tiba matanya terasa panas, lelaki ini akhirnya tak sanggup menahan tangis, Sesekali terucap makian dari bibirnya betapa tolol dirinya. Iya, betapa tolol dirinya, dan akan lebih tolol jika dia terus membiarkan meratapi dirinya yang malang, dirinya yang takut mengakui cinta yang makin kuat menekan dan tumbuh dihatinya. Benar, dia memang harus mengakui cinta itu untuk Billy, atau seperti yang diucapkan Thara, Dia akan kehilangan wanita yang telah membuatnya jatuh cinta itu saat ini.
“ Aku mencintaimu Billy!!! Aku mencintaimu!!” Nick berteriak ketika memasuki rumah, ia tak sabar ingin mengungkapkan perasaan itu. Lelaki itu berlari menuju kamar Billy sambil terus mengatakan kata cintanya. Tapi ia tidak mendapati wanita yang dicintainya itu disana, Nick terus berkeliling keseluruh rumah, tapi Billy menghilang.
“ Billy…Billy, dimana kau ?Billy!!!”Nick masih mencari
“ Kemana dia?” guman Nick
“Hallo, ya…aku Nick Carter Tasya, apa nona Billy ada disana?! Dia meninggalkan ponselnya disini, aku mencari dia keseluruh rumah tapi tidak ada!….aaa…iya aku mengerti, aku pikir dia pulang kerumahnya!aku sudah berjam-jam menunggunya tapi dia tidak muncul juga!ya…ya…!begini saja kalau dia datang kesana, maukah kau memberi tahuku, kau bisa menelfonku? Yah…dinomor rumah kami,oke…oke…trimakasih Tsaya!Oh…Tsaya, tolong jangan beritahu mertuaku kalau aku menelfon! Ya…ya…thanks…Tasya..,Bye!”
Klik, Nick beru saja menutup gagang telepon. Lelaki itu menyandarkan kepalanya kedinding, hatinya cemas. Hingga malam berganti pagi, Billy tak kunjung kembali. Nick makin panik, dia telah mencari Billy keseluruh kota, tapi tidak dia temukan. Hingga malam datang kembali pun Nick tidak berhenti mencari, hanya saja masih Nihil.
Natal hampir tiba, salju turun menebarkan pesona putih, indah dan dingin. Genap sebulan Billy menghilang dan tak ada seorangpun yang tahu keberadaannya. Ini membuat Nick frustasi, tapi Nick belum menyerah. Dia tahu ini akibat ketololannya selama ini. Hingga pada suatu malam.
“ Selamat malam Tuan Carter!”
“ Tuan Miller ??” Nick dikejutkan kedatangan lelaki itu.
“ Boleh aku masuk?”
“ Ya…,tentu silahkan!”
“ Akh, tunggu sebentar!” pinta Tuan Miller, lelaki itu lalu menuju kearah mobilnya, perlahan ia membopong seseorang dari dalam mobilnya, dari ujung pintu Nick bisa jelas melihat bahwa Tuan Miller sedang membopong istrinya, tanpa pikir panjang dia berlari mendatangi tuan Miller. Nick seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya kini.
“ Apa yang terjadi padanya ?” Nick mulai panik.
“ Aku melihatnya tergeletak ditepi jalan, sepertinya istrimu terlalu banyak minum alkohol sampai tidak sadar!”
Natal akhirnya datang, salju masih tebal! Udara menjadi semakin dingin. Nick duduk menghadap perapian, disampingnya Billy masih terlelap diatas ranjang. Nick memandangi wanita itu penuh sesal bercampur kerinduan yang dalam. Sambil terus meratapi kebodohannya.
‘ Oughhh…” Billy merintih lemah. Nick denagn sigap mendekatinya.
“ Ini, minum jus jeruknya, akan mengurangi rasa pusingmu!” Nick mengangkat kepala Billy dengan lengannya, dengan lembut dia lalu meminumkan jus dimulut Billy.
“Nick.” Seru Billy lirih, wanita itu tampak terkejut melihat Pria dihadapannya.
“ Kau pasti minum terlalu banyak?” sambung Nick, Billy memperhatikan sekeliling, ia mulai sadar dimana dia berada kini, dirumah.
“ Bagaimana aku bisa kembali disini?”
“ Tuan Miller yang mengantarmu pulang! dia menemukanmu tergeletak dijalan” Nick melanjutkan. Nick menatap wanita itu pekat, ingin sekali dia mendekapnya erat saat ini.
“ Kenapa kau lakukan ini Billy, kenapa kau pergi tanpa pamit ? aku mencarimu kemana-mana, aku hampir gila mencarimu !” Nick sudah tidak tahan mengajukan pertanyaan itu, ia menangis tersedu seperti anak kecil yang menemukan kembali ibunya.
“ Kau yang membuatku pergi Nick!” Billy memelankan suaranya, sambil menatap tajam kearah pria disampingnya.
“ Aku sudah tidak tahan lagi, aku benar-benar kecewa padamu, kau menghianati aku! Kau tidak percaya padaku, kau tidak pernah memikirkan betapa sakitnya hatiku, kau menyakiti hatiku!!” Billy meninggikan suaranya, air matanya menetes deras.



“ Tapi kenapa kau harus pergi selama ini, kau bisa membicarakannya denganku! Kau bukan wanita bodoh yang tidak punya otak!”
“ Aku memang sudah tidak punya otak Nick, aku juga tidak tahu kenapa aku seperti ini! Aku juga tidak tahu!” Tangis Billy makin menjadi.
“ Maafkan aku, Aku tidak tahu sedalam itu aku menyakitimu!” Nick berhenti “ aku memang bodoh Billy, aku pengecut, aku terlalu takut untuk mengakui perasaanku, kalau sesungguhnya aku mencintaimu, aku tidak ingin kehilanganmu!”
Seperti petir menyambar jantung Billy tiba-tiba, Nick telah mengungkapkan perasaan cintanya, Billy terkejut setengah mati mendengarnya.
“ Tapi kau menghianatiku!”
“ kau masih berpikir aku selingkuh dengan Thara ? Billy, denagr Aku dan Thara, benar-benar hanya berteman. Siang itu kami tak sengaja bertemu, kami justru mengobrol tentang…” Nick berhenti
“ Tentang ?” Billy bertanya penasaran
“ Tentang perasaanku dan tentang kau!” lanjut Nick.
“ Aku??”
“ Iya, tentang bagaimana hubungan kita yang sebenarnya! Rumah tangga seperti apa yang sedang kita jalani!” jelas Nick
“ Rumah tangga yang aneh, tanpa cinta didalamnya, seperti itu kan ?” tebak Billy “ aku pikir kita memang harus benar-benar bercerai Nick!” Lanjut wanita ini.
Nick menoleh kearah Billy, seakan tidak percaya, kata itu memang sudah ribuan kali keluar dari mulut Billy, tapi tak pernah terdengar sedayat ini ditelinga Nick Carter.
“ Thara bilang, kita berdua terlalu sibuk mengingkari kalau sebenarnya kita saling mencintai, itu benarkan Billy ? kita sangat Bodoh Billy!“ Nick mengatur nafasnya
“aku benar-benar menginginkan pernikahan ini aku mencintaimu!” Ucap Nick pelan.
“ Jadi kumohon jangan ingkari lagi perasaanmu itu, aku tahu kau merasakan yang sama, kumohon Billy, jangan tinggalkan aku lagi!”
Billy terpaku menatap Nick, ia tak tahu apa yang harus dikatakan, Nick sudah menjawab segalanya, Nick benar, mereka memang terlalu bodoh selama, kenapa harus terus mengingkari rasa cinta itu ? kalau memang cinta kenapa tidak katakan cinta saja ?
“Aku takut sekali Billy waktu kau menghilang kemarin, aku tidak pernah setakut itu.” Nick menyambung ucapannya.
Mata Billy basah dengan air mata.
“ Awas kalau Kau bilang mau mengencani Thara sesuka hatimu lagi ?” Seru Billy memecahkan kediamannya.
Nick menatapnya sekejap, lalu ia tersenyum geli.
“ Itu karena kau mencium pria sesukamu!”
“ Salah sendiri kau tidak pernah bilang kalau kau mencintaiku! Kau tega sekali, sampai aku harus pergi seperti orang gila, Kalau malah menuduhku menggoda Cristian segala! Padahal kau tahu aku tidak mungkin menyukai maniak itu! Aku ingin bilang kalau aku mencintaimu tapi itu tidak bisa, karena aku kan….”


Suasana seketika menjadi hening, Nick telah mendaratkan ciuman lembut dibibir Billy Tiba-tiba saat itu.
“ Kalau aku tidak mencimmu bibirmu tidak akan berhenti bicara”
Nick tersenyum sambil menatap Billy yang masih terpatung karena ciuman yang tak pernah dia duga, Nick meraih tubuh Billy, Lelaki itu mendekapnya lembut, mengecup bibir Billy sekali lagi, mesra penuh cinta.
“ Would you marry me one more time?”
Billy tersenyum bahagia mendengarnya, tak mau lagi terus mengingkari hatinya, dengan mantap ia pun menjawab
“ I DO “
Teng…teng…teng… lonceng gereja berdentang, diujung altar Nick Carter Berdiri gagah menanti pengantin wanitanya yang berjalan makin mendekat dibalut gaun putih yang indah. BiLLy dan Nick benar-benar menikah kembali, tapi kali ini tak ada pesta, hanya ada suasana sakral yang mereka nikmati berdua, mencoba kembali membangun kehidupan baru yang sesungguhnya, diatas pondasi cinta yang mereka impikan dalam suka maupun duka.
“ Dengan ini aku resmikan kalian sebagia suami istri” Pendeta berseru mengakhiri kotbahnya.
“Aku sudah boleh mencium pengantinku” Tanya Nick spontan.
Sang pendeta pun mengangguk sambil tersenyum malu.


THE END
18 april 2009

2 komentar:

DRAP's Blog mengatakan...

lek iso jok plagiator lek gwe posting.

Angga Dwi Djati mengatakan...

Itu yg membuat Qt jd lbh Kreatif nti nya.

Posting Komentar