Minggu, 13 Juni 2010

KISAH KECIL FIFI

Zaman sudah benar-benar berubah. membuatku mengaganga lebar. Bahkan untuk urusan cinta sekalipun. Perubahan itu jelas kulihat pada seorang Fifi, adikku. Usianya baru genap 8 tahun. Aku hampir tak percaya rasanya ketika ia begitu fasih mendongengkan kisah cintanya. Ya Tuhan… gadis sekecil ini sudah lancar berbicara cinta ? memang zaman sudah gila. Cerita cinta sederhana namun juga cukup unik untuk disimak. Berawal dari satu hari kudapati Fifi kecil sedang gelisah diteras loteng. Aku dekati adik kecilku itu.
“ Lagi mikir apa, Fi ?” tanyaku penasaran.
“ Fifi kasih tahu, tapi kakak janji nggak boleh bilang mama ya ?!” Jawab Fifi, telunjuknya diarahkan padaku. Aku pun mengangguk sebagai tanda sepakat.
“ Fifi lagi ribut sama Kevin cowok Fifi!”
WHAT!!! Aku bener-bener terkejut bukan main saat itu. Ku korek-korek telingaku berulang-ulang, barangkali pendengaranku memang kurang beres.
“ Kamu punya cowok Fi..?!” tegasku lagi. Dan Yap cukup sudah, anggukan tegas dari adikku itu sudah cukup sebagai bukti kuat.
“ Tunggu-tunggu! Gimana ceritanya kamu bisa pacaran, kamu kan masih kecil, Fi?!”
“ Yach.., kakak nggak gaul! Hari gini anak kecil juga udah bisa pacaran!”
Ceritanya gini, waktu itu Fifi disuruh ambil buku dimeja Bu Guru di kantor, waktu Fifi keluar bawa setumpuk buku tiba-tiba ada yang nabrak Fifi keras banget. BRAAKKK!!! ternyata seorang anak laki-laki. Tanpa basa-basi dia ninggalin Fifi gitu aja, Fifi dongkol bukan main sambil mencak-mencak kayak kebakaran jenggot. Esoknya dikantin sekolah yang ramai, sekali lagi tubuh Fifi munggil ditabarak hingga ia tersungkur dilantai.
“ Aduuuuh…!! Kalau jalan lihat-lihat Donk!” Omel Fifi, ia mengalihkan pandangannya pada sosok dihadapannya, ia mendengus melihat sosok yang dikenalnya itu.
” Eh..kamu yang nabrak aku kemaren kan?!” Tuduh Fifi kesal.
“Eh iya, kamu anak yang aku tabrak kemaren ya? Aduh maaf ya, nggak sengaja!” jawab anak lelaki tadi,ia mengulurkan tangan membantu Fifi berdiri.
“Enak aja maaf-maaf!!” Fifi mengeluh kesal, sembari menepis debu dirok seragamnya.
“Ya udah deh, aku traktir! Tapi aku dimaafin kan?” rayu leleki kecil berkaca mata itu kemudian, tersirat rasa penyesalan diraut wajahnya yang lugu.
Terang saja Fifi yang doyan jajan langsung mengangguk setuju, beberapa menit kemudian dua insan kecil itu mulai akrab.
“ Oh , kemarin kak Kevin keburu-buru karena telat, Toh?” seru Fifi sambil menjilat ice cream traktiran dari cowok kecil yang telah diketahui bernama kevin itu.
“ Iya, habis ban mobil papaku bocor, ya udah aku telat deh! Eh, tapi sorry banget ya yang kemarin?”
Fifi kecil manggut-manggut, yah…gimana lagi? udah disogok ice cream.
Esoknya digerbang sekolah mereka berpapasan, Senyum manis mengembang dibibir keduanya. Ada isyarat kecil dari bibir tipis Kevin, jelas tertangkap dimata Fifi Ia berkata “ HAI”. Lalu mereka berpisah menuju kelas masing-masing.
Dari jauh Fifi memperhatikan lelaki itu memasuki ruang kelas enam. “ Oh..kelas enam!” seru Fifi dalam hati.
Tiga hari setelah itu Dua mahluk kecil tadi dipertemukan lagi di perpustakaan. Senyum kembali terkembang, nampak renteten gigi susu Fifi yang belum tanggal.
“ Kok kamu sendiri, temen kamu mana ?” sapa kevin, ia mendekati Fifi dengan canggung.
“ Ada, tapi Fifi lagi pengen sendiri aja!”
“ohh..!! kamu nggak kekantin ?” tanya kevin malu-malu.
“ Nggak ah…!” jawab Fifi singkat, ia mengacuhkan Kevin dan sibuk dengan buku cerita ditangannya.
“ Kalau aku traktir lagi mau?”
Hah..tentu saja haram hukumnya menolak tawaran emas untuk adikku ini. Bahkan tanpa ada istilah jaga image ia lantang mengatakan. “ MAUK!!”
Tak berapa lama mereka sudah menikmati semangkuk bakso dan es kelapa muda.
“ Kamu kelas tiga ya Fi?!” Kevin bertanya serius tapi Fifi hanya menanggapi dengan senyum dan anggukan, Tangannya sibuk kosentrasi mengutak-atik Bakso dihadapannya. Ternyata Fifi sedikit mengalami kesulitan, bola bakso itu tak bersahabat dengan garpu dan sendoknya, hingga CROATT..bola bakso meloncat keluar, diiringi kuah panas menyembur dasyat kerah pipi dan mampir dikaca-mata kevin, mana sambelnya banyak banget lagi.
“ Aduh..duh..maaf..maaf nggak sengaja!” Fifi memekik spontan.
“ Nggak, nggak papa kok!” elak kevin seraya tersenyum kecil, Fifi malu setengah mati, tangannya menyambar tisu dimeja lalu mengusap pipi kevin yang belepotan kuah bakso. Ketika mata mereka beradu, mereka pun tertawa geli karena kejadian tadi. Duh malu-maluin banget sih kamu, Fi!
Sepulang sekolah, kevin berdiri ditepi gerbang, ahk..coba tebak kenapa ? Kevin kecil menunggu Fifi pulang. Tak lama Fifi muncul bersama dua sahabatnya, Dinda dan Via. Fifi yang menyadari keberadaan Kevin, langsung mendaulat dua sahabatnya pergi meninggalkannya.
“ Fifi, pulang bareng yuk! Pakai mobil jemputanku!” Kevin menawarkan.
Fifi sedikit ragu, ia membayangkan pasti mama akan mengintrogasinya habis-habisan jika tahu ia tak pulang dengan becak langganannya.
“ Nggak deh, makasih! Fifi naik becak kok!” Fifi menolak.
Kevin menunduk kecewa, ia membiarkan Fifi melintas beberapa meterdari tempatnya berdiri.
“ Fi!! Kita pacaran yuk!!” Seru Kevin dengan suara lantang tiba-tiba. Fifi menoleh kaget dan benggong sejenak, ia tak percaya akan apa yang didengarnya.
“ Jawabnya besok aja ya, Fifi pikir dulu!” balas Fifi dari kejauhan, ia lalu menaiki becaknya dan pulang.
Ah..Tuhan , aku tak bisa membayangkan apa yang ada dibenak dan hati Fifi saat itu. Apakah galau ? binggun ? bahagia? Atau apalah! Seperti yang pernah kurasa ketika Antoni mendaulatku tiga tahun lalu untuk menjadi kekasihnya. Yang jelas aku tak pernah menduga itu menimpa adikku. Dan yang paling Jelas esoknya Fifi mendatangi Kevin dan ia menjawab penuh khas anak-anak “ Iya deh, Aku mau jadi pacar kamu!” OH GOOD.
**************

“ Ehm..jadi gitu ceritanya kamu sampai punya pacar! Trus kenapa kok ribut ?!” Tanyaku makin penasaran.
“ Kevin kan sudah kelas enam, sebentar lagi dia lulus! Jadi, Fifi mau minta putus!” jawab Fifi tenang sambil memainkan kuku jarinya.
“Lho kenapa minta putus, Fifi udah gak suka kevin ?” tebakku, aku tahu adik kecilku ini mudah bosan.
“ Bukan begitu! Fifi takut nanti kalau sudah SMP, Kevin selingkuh! Kan Fifi udah gak bisa ngawasin lagi seperti sekarang!”
Astaga Fifi…jadi Begitu alasannya! Oh tuhan..aku masih memukul-mukul kepalaku! Sekali lagi aku menanyakan betapa berubahnya zaman atau adikku salah satu korban sinetron remaja yang sedang marak ?aku Masih mencoba untuk Percaya pada kenyataan bahwa gadis sekecil ini mampu berpikir sejauh itu.
“ Trus waktu Fifi bilang begitu, Kevin marah, kak! Dia ninggalin Fifi! Kalau aku temui disekolah dia Cuma melengos, telpon Fifi juga gak dijawab, Sms juga dicuekin!” Keluh Fifi. “ Trus kemarin Fifi panasin aja jalan sama Rio didepan Dia, eh….Waktu pulang sekolah si Rio digebukin sampei biru-biru! Trus Kevin kena skors gak boleh sekolah 2 hari!”
HAHHKK…sampai sejauh itukah kisah cintamu Fi….??
“Wah..gawat tuh Fi kalau sampai di Skors segala!” Ujarku terkejut.
“ Ya..mo bilang apa, padahal Fifi cuman mo minta maaf . Fifi gak jadi putusin dia!” Fifi menjawab lirih. “trus Fifi harus gimana donk kak?!”
YAP!! Entah apa yang ku pikirkan, hanya saja aku tak sampai hati juga melihat adikku sedih. Yah entah setan apa yang melintas padaku, Alhasil aku ikut terjun dalam kisah cinta anak ingusan ini. Esoknya, aku bersama Fifi menuju rumah Kevin, lantaran Doi masih Kena skors. Dihadapanku berdiri megah sebuah rumah bergaya jepang lengkap dengan tanaman bambu kuning dihalaman. Disamping pagar terpasang papan nama bertulis dr. HENDRY DARGO. Yap, menurut Fifi Ayah Kevin memang seorang dokter. Kutekan Bel rumah tersebut, beberapa menit kemudian muncul seorang anak lelaki berkaos biru bergambar Spiderman. Rambutnya berponi plus kaca mata berlensa bundar, wajahnya sungguh imut. Ah..hampir saja aku mengira dia Harry Potter sungguhan.
“ Itu Kevin!!” Bisik Fifi, lalu kugeser tubuh adikku beberapa senti agar Kevin tak melihatnya.
“ Kakak mau periksa ya ? maaf hari ini papa libur, sedang ke Surabaya!” seru Kevin.
“ Kakak cari kamu kok, bukan mau periksa! ” balasku, lelaki kecil itu memicingkan mata, tampak jelas ia bertanya-tanya akan identitasku. Kemudian dibukanya pintu pagar dan mempersilahkanku masuk. Kubibaskan tanganku memberi Fifi sinyal untuk menunggu.
“ Ada apa kak ?! maaf kakak ini siapa ya ?!” tanya kevin penasaran
“Oya, kenalin namaku Talia, aku kakak Fifi!” kuulurkan tangan dan Kevin pun menyambutnya.
“ Oh..kakak Fifi, pantas mirip sekali!” sahut Kevin. Yah..aku tahu dan bukan hanya dia saja yang mengatakan kalau kami begitu mirip.
“ Begini, Kakak denger dari Fifi kalau kalian pacaran, dan Fifi juga bilang katanya kalian lagi marahan ya?!” aku langsung menuju point, dan anak lelaki itu pun merespon.
“Habis, Fifi yang aneh kak, masa mau putusin Kevin hanya karena Kevin Mau Lulus! Padahal Kevin masih sayang sama Fifi, Kevin nggak akan selingkuh seperti yang dia katakan! Eh..yang ada Fifi malah selingkuh, jalan sama Rio. Ya gimana aku nggak marah? Sekarang aku diskors karena aku mukul Rio!” cerocos Kevin lancar seperti Tol.
“Fifi nggak selingkuh sama Rio, kok!! Fifi Cuma mau bikin Kevin cemburu! Habis Kevin gak mau denger Fifi ” Seru Fifi, ia muncul tiba-tiba dari persembunyian. ”Aduh..Fifi kenapa muncul sekarang?” Aku mengeluh pelan. Kevin bangkit dari duduknya, ia beranjak menghampiri adik kecilku yang berdiri tegak ditengah pintu pagar.
“ Fifi sayang kok sama Kevin, Fifi minta maaf! Fifi nggak akan minta putus lagi!” Fifi melanjutkan kata hatinya.
“ Iya, Kevin tahu, kok! Kevin gak akan selingkuh walaupun sudah lulus. Asal Fifi janji gak akan minta putus lagi!”
Kevin merangkul pundak Fifi lembut. Lalu membelai rambut ikal Fifi begitu mesra. Oh..Tuhan, kali ini justru jantungku yang menderu kencang menyaksikan pemandangan dihadapanku. Aku jadi malu sendiri dan salah tingkah. Bahkan usia mereka masih jauh dari dewasa, tapi apakah cinta seuniversal itu ?? hingga sayapnya mengepak terlampau lebar ?? atau mungkin memang zaman yang sudah berubah ? Getaran sayang dua mahluk kecil itu bahkan sampai kehatiku. Begitu tulus namun tanpa meninggalkan sisi kelucuan anak-anak.
Tak lama kemuadian Aku dan Fifi pamit pulang. Aku melihat pancaran lega dimata Adikku. Kami berjalan ringan dibawah langit merah karena senja hampir tengelam diufuk barat.
“ Fi, kalau pacaran nggak boleh macem-macem seperti orang-orang gede ya ! karena kalian masih kecil!” Perintahku tegas, Fifi mengiyakan sambil mengacungkan jempol kecilnya.
“ Kakak lihat Kevin baik dan perhatian ya sama kamu?” lanjutku.
“Oh itu Pasti kak, makanya Fifi nggak akan minta putus lagi!”
“Ya..baguslah!!”
“Sudah Tentu bagus!! Soalnya Fifi pikir-pikir kalau Fifi putus sama Kevin bakal Rugi berat kak, nanti nggak ada lagi donk yang mau nraktir Fifi tiap hari.”
HAH..aku langsung luluh lantak tanpa kata mendengar jawaban lugu itu.Fiuh..Fifi.Fifi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar