Minggu, 13 Juni 2010

Cinta pasti membawamu kembali

Senja murung tak sebersinar bisanya. Mengiringi langkah seorang lelaki paruh baya. Rambut putihnya menyembul dari sela-sela rambut hitamnya yang hampir seluruhnya pudar, namun langkahnya tetap tegap, bahkan masih terlihat gagah. Sesaat kemudian ia terhenti, Tubuhnya gemetar, matanya terbelalak. Ia terkejut bukan main memandang terpaku seorang wanita yang juga paruh baya berdiri memandang tak kalah terkejut kepadanya.
“Hans…., apakah itu benar kau ??”, seru wanita tadi, seraya berjalan mendekati lelaki tua bernama Hans tadi.
“Mila ??”, Ia menjawab, kemudian meraih tangan wanita yang kini telah berada tepat dihadapannya, menjabatnya dan melepaskan lagi. Jauh dilubuk hatinya ia begitu ingin merengkuh wanita itu sangat erat didekapannya.
“sudah lama sekali ya kita tidak bertemu ?, apakabarmu Hans ?”
“Ya, beginilah, aku baik tapi sudah tambah tua !! Kamu sepertinya masih tetap awet muda, tidak ada yang berubah !”
“ahk, kamu bisa saja, cucuku sudah tiga,masa masih muda!, ubanku juga sudah banyak, tidak seperti kau yang masih terlihat gagah!”
“Jangan bilang begitu, aku jadi tersinggung,….hahaha!”
gelak tawa terdengar diantara mereka, seolah menyaratkan bahwa terdapat kerinduan yang besar tersimpan diantara keduanya.
“Kamu hanya sendiri saja Mil ? mana suamimu ?”
wanita tadi terdiam, ia menunduk.
“ehk…, ayo Hans kita bicara sambil duduk saja, itu pesanan tehku sudah datang! bolehkan aku undang kamu minum teh bersama, toh kita sudah lama sekali tidak pernah ketemu!!”
“Oke, dengan senang hati !”
tak lama kemudian mereka duduk berhadapan, wanita tadi memberi lambaian pada seorang weiter. Memesan sesuatu untuk lelaki dihadapannya.
“Ngomong-ngomong Sudah hampir 20 tahun lebih ya kita tidak pernah ketemu.”
“27 tahun tepatnya, Hans…!seusia putraku.” Ujar Wanita tadi sambil meneguk secangkir teh yang dipesannya.
“Oya…, kau punya seoarang putra? Sudah berapa anakmu,Mil?”
“Hanya satu!! Lalu bagaimana denganmu, apa kau juga sudah punya cucu??”
“Aku??” lelaki tadi lalu meneguk secangkir kopi panas yang baru saja disuguhkan padanya “ Anakku Tiga, tiga-tiganya perempuan, yang dua sudah bekerja dan juga sudah berkeluarga. Tapi belum punya anak, jadi aku belum punya cucu .Sedang putri bungsuku saat ini masih menyelesaikan kuliahnya di Bandung!sedang mengerjakan skripsi.”
“ Istrimu ??” lanjut Wanita bernama Mila itu.
lelaki tadi menghela nafas panjang, sesaat ia usap wajahnya yang mulai penuh keriput.
“sudah meninggal 5 tahun lalu, kanker rahim”
“ Ya Tuhan…, maaf Hans aku tidak bermaksud….”
“Ahk… sudah lah, tidak apa-apa…,Hei lalu bagaimana Denganmu. Tadi belum kamu jawab pertanyaanku!!”
“yang mana ?” Wanita yang masih terlihat manis itu mengelak.
“Suamimu…??Apa kamu datang kemari dengannya??”
Sekarang giliran wanita tadi yang terdiam …
“ aku tidak pernah menikah Hans, seperti yang dulu selalu aku janjikan padamu, aku tidak akan menikahi siapaun selain kamu.”
Lelaki dihadapannya tersentak, mendengar jawaban wanita tadi. Pikirannya mulai melayang kembali kemasa dulu, ketika usianya meninggalkan selangkah kecil dari usia belianya, ketika bunga cinta masih tumbuh merekah dihatinya, bunga cinta yang ia persembahkan untuk seorang gadis manis bernama Armila, yang kini duduk tepat dihadapannya. Begitu lekat dalam ingatanya akan janji wanita yang dulu pernah merajut kasih dengannya itu.Dulu..dulu sekali hingga suatu saat ketika….
“Ayo Mil, kita turun!!”
“Kamu yakin Hans…??”
“Iya, dia Dokter yang handal kok, sedah berkali-kali menangani kasus seperti kita.”
“Tapi Hans, ini anak kita! Aku tidak tega, Hans!”
“Mil,aku juga tidak tega, tapi kita harus melakukannya!Aku belum siap menjadi Ayah yang baik untuknya!!”
“Walaupun Itu artinya kita membunuh darah daging kita sendiri??”
“Kita tidak membunuhnya Mil, hanya menunda kelahiranya hingga masa depannya lebih baik!!”
“Kamu kejam Hans….” Air mata menetes dipipi lembut Mila, sejuta rasa sakit seolah mendera hatinya. Bagai pisau tajam yang mengoyak-ngoyak tubuhnya.
“Lebih kejam lagi kalau membiarkan dia hidup dengan penuh penderitaan. Aku sangat menyayanginya, Hatiku juga sakit, Aku tidak mau jadi orang tua yang gagal Mil.Aku ingin sempurna untuk anak-anakku.” Hans terdiam, Dihapusnya air mata yang jatuh dipipi kekasihnya.
“ Sekarang kamu juga masih kuliah, kalau nekat untuk membesarkan dia, aku takut masa depanmu jadi terabai. Lalu bagaiman kita harus menghadapi kedua orang tua kita ? Bagus kalo kita dinikahkan, tapi kalau mereka malah memisahkan kita bagaimana? Aku tidak sanggup hidup tanpamu Mila!!”
“jadi kumohon, mengertilah Mil??!!!” Hans menggenggam erat tangan Mila, Mencoba meyakinkan kekasihnya. Selanjutnya, tanpa menunggu jawaban kekasihnya itu, ia merangkul Mila dan mengajaknya menuju Rumah dihadapnya. Benaknya diliputi penyesalan, Jika saja hubungan mereka tidak kebablasan, dan lebih bisa menjaga diri, pasti tidak akan begini. Bahkan kini, ia harus menghadapi kenyataan, untuk membunuh buah cintannya sendiri.
Hans menanti Mila dengan cemas, Proses aborsi itu benar-benar bagai seabad lamanya untuk Hans, hingga akhirnya Mila muncul dengan wajah pucat dan langkah yang lemah, Hans pun seketika menghampiri kekasihnya itu.
“ Maafkan aku Mil…!”
“Sudahlah, aku capek Hans…,antar aku pulang ya?!”
********
Beberapa minggu telah berlalu, namun rasa penyesalan itu masih juga menghantui Hans, semampunya ia memanjakan sang kekasih. Bahkan lebih dari sebelumnya. Rasa bersalah selalu datang tiap kali memandang wajah lugu Mila. Ada dosa besar yang ia berikan untuk Gadis yang paling ia cintai dalam hidupnya. Hingga pada suatu hari, Ia mendapati kekasihnya berada dalam dekapan laki-laki lain. Mereka Berjalan menuju kost Armila.
“Wah… bagus ya! Jadi begini kelakuanmu dibelakangku ??”
“Hans.., kapan kamu disini ?” Mila terkejut melihat kemunculan Hans yang tiba-tiba.
“kenapa?? keberatan aku disini, membuatmu tidak lelusa bermesraan dengannya!!”
“ sabar Bang, namaku Beni, kami tidak ada hubungan apa pun !, aku hanya mengantar Mila pulang, tadi dia pingsan dikampus !”
“ aakhh…omong kosong, sudah ketahuan kalian selingkuh masih menyangkal!!”
“Hans…, kamu ngomong apa sih, Beni hanya bermaksud baik menolongku dan mengantar aku pulang!! Kami tidak seperti yang kau pikir!!”
“ Alahhkkk…, alasan saja kau ini! Sudah, Selamat bermesraan, Kita putus!! Jangan pernah temui aku lagi!!”
Hans melangkah pergi, tidak ia hiraukan lagi Mila yang mencoba memberi penjelasan dan berteriak sambil mengejarnya. Pikirannya gelap saat itu, emosinya membludak tak tertahan. Sakit hatinya sudah terlampau meremukan tulang-tulangnya, melumpuhkan seluruh akal sehatnya.Mengapa gadis yang begitu dicintainya tega melakukan ini padanya??
Keesokannya, Mila sudah menunggu ia didepan kost yang ditempati Hans , matanya sembab, kentara jelas bahwa ada tangisan hebat terjadi padanya semalaman.
“Untuk apa kamu disini?!, aku kan sudah bilang jangan pernah temui aku!!” Bentak Hans.
“Hans, dengar dulu, Aku dan Beni benar-benar tidak ada hubungan apa pun! Ia hanya tidak sengaja menemukan aku tak sadar disamping kelas lalu menggantarku pulang!”
“Dengan dekapan seperti itu?” Tuduh Hans setengah berteriak.
“Hans…,Tolong buka hatimu!!jangan seperti ini!”
“sudah lah Mil, aku sudah muak denganmu, aku sudah melihatnya dengan mataku sendiri! Jangan-jangan anak itu pun, juga bukan benihku tapi benih laki-laki lain!”
“Ya Tuhan, Hans…!! Jaga mulutmu!!” Saat itu tangan Mila sudah sempat mendarat dipipi Hans.
“aku nggak nyangka kamu bisa bicara seperti itu!!”
“Akhh…,sok suci kamu! Sudahlah, lebih baik kamu pulang. Ini udah malem, aku capek!! aku udah gak mau denger kamu lagi!!”
“ Ternyata kamu emang leleki picik Hans, aku kecewa sekali sama kamu.” Tangis Mila pecah.
“aahkk… sana keluar kamu!! pergi kamu dari sini!!” Hans menyeret Mila keluar dari kamarnya tanpa ampun, entah setan apa yang menghinggapinya, ia benar-benar tidak ingin melihat gadis itu lagi, Ia ingin menghempaskan Mila sejauh mungkin. Begitu benci ia pada kekasihnya itu, tidak ada lagi bunga kasih dalam Dirinya. Yang ada hanyalah sakit hati dan kecewa yang dalam.
Di pagi yang dingin, ia mendapati tubuh Mila tergolek didepan gerbang Kostnya, Mila terbangun seketika menghampiri Hans.
“Ya Ampun Mila, kamu tuli ya??Aku sudah nggak mau ketemu kamu lagi!!” keluh Hans. Lelaki itu meraih daun pintu hendak menutupnya kembali.
“Hans, kita gak bisa begini Hans, dengarkan penjelasanku. Aku gak mau kita berakhir seperti ini!! kamu salah Hans..Kamu salah!!”
“Cukup!!Cukup!!lebih baik kamu pergi sebelum kesabaranku habis.Apapun yang akan kamu katakan aku gak peduli Mil, hatiku sudah terlalu sakit!!” Hans menghempaskan tubuh Mila yang bersujud didepannya.
“Kamu sudah melupakan janji kita Hans, Kita sudah berjanji untuk tidak pernah berpisah, menyelesaikan apa pun masalah kita!”
“tapi bukan untuk yang seperti ini, aku pikir ini yang terbaik Mil, kita pisah saja!! aku takut malah menyakiti kamu nanti!! lagi pula hatiku sulit menerima kamu lagi! Semoga kamu bahagia bersama dia!”
“Aku hanya ingin kamu Hans, dan gak akan ada seorang pun bisa memiliki aku selain kamu !” Pinta Mila penuh harap kekasihnya kembali.
“nanti juga bisa Mil, Selamat tinggal”
tulang-tulang Mila seakan terlepas satu-persatu mendengar ucapan lelaki yang sudah mengambil seluruh hati dan hidupnya itu. Air matanya tak berhenti menetes. Hatinya hancur, Ia melangkah gontai meninggalkan Hans.Ia tidak pernah menduga akhinya harus seperti ini.
***********
“Aku tidak pernah menikah Hans, Tidak pernah, Karena tidak ada seorang pun yang bisa menempati ruang kosong yang sudah kamu tinggal.” Seru Mila, membuyarkan kenangan dibenak Hans.
“lalu, anakmu itu?? ” Tanya Hans penuh heran.
“dia Anak yang pernah ingin kita bunuh, tapi tidak pernah kubunuh!” sahut Armila.
“Jadi…, anak itu ???” Hans tua terkejut bukan main. “ tapi bagaimana bisa? bukankah saat itu??”
“Saat itu aku bohong, bagiamana pun juga aku gak bisa membunuh benih dari seorang yang paling aku cintai, lagi pula aku sudah mulai jatuh cinta pada anak itu.”
Mila mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecilnya
“Ini Hans, aku bawa foto anak kita, Namanya Christian, Mirip ya dengan kamu yang dulu!?, gadis kecil dipangkuannya itu anaknya, cucu kita” Ujar Mila seraya menunjukan ditanganya.
“Tapi kenapa kamu tidak pernah mengatakannya Mil??” Seru Hans lagi, air mata seketika menetes tanpa ia sadari, Secercah rasa sakit menghinggapi hatinya, tapi kali ini bahkan lebih sakit, jauh lebih sakit dari pada ketika ia mendapati kekasihnya didekapan lelaki lain dulu, dan baru beberapa tahun setelahnya ia tau bahwa dirinya melakukan kesalahan fatal. Ketika ia hendak kembali pada kekasihnya itu, ia sudah mendapati bahwa kekasihnya telah hilang, dan baru kini ia temukan lagi, bersama suatu kenyataan yang tak pernah dinyananya sama-sekali.
“Karena kamu tidak pernah menginginkan dia Hans, Saat itu aku juga sempat berfikir untuk mengakhiri hidupku, tapi…Ada satu nyawa yang pastinya ingin menikmati hawa dunia, Nyawa yang mati-matian ingin kuselamatkan darimu, dan kalau saja aku menyerah, maka usahaku hanya sia-sia bukan?”
“Maafkan aku Mil, aku benar-benar melakukan kesalahan Fatal, aku bahkan menyakitimu dengan meragukanmu dulu, saat itu aku benar-benar menyesal, dan aku tidak pernah bisa menemukanmu!” Hans terisak.
“Aku coba mengadu nasib di Jakarta saat itu, dan kembali setelah Usia Christian 7th.Dia anak yang hebat Hans, Semangat hidup terbesarku. Aku malah ingin bertrimakasih padamu karena menghadirkan dia dalam hidupku!”
Hans terpaku, lidahnya sudah kelu, dipandanginya foto itu dalam-dalam, darah daging yang tak pernah ia jamah bahkan ia bayangkan keberaannya..
“Dia pasti senang bisa bertemu denganmu, Ayahnya!”
“Apa aku pantas Mil? Apa dia bisa menerima Ayah sepertiku??”
“Aku tidak pernah mengajarkan padanya untuk menolak bahkan membencimu Hans, memaafkan mengajariku banyak hal untuk lebih bisa bertahan dan menikmati hidup ini. Karena aku yakin, saat itu cemburu sedang membutakan hatimu, tapi cinta pasti membawamu kembali!”
“Ayo Hans, kita temui dia, saat ini dia pasti sedang ada ruanganya, dia pemilik restoran ini!!” Mila beranjak dari duduknya.
“Jangan Mil…!Jangan aku tidak pantas….” Tolak Hans, ia tak punya kuasa menghadapi putranya.
“Percayalah padaku Hans! Dia pasti senang sekali. Aku tidak pernah mengajarkan dia untuk membencimu. Karena kamu adalah ayahnya, laki-laki yang paling aku cintai, kami sangat merindukanmu! ” Tegas armila.
Mereka lalu beranjak, menuju suatu lorong, dan disebuah ruangan duduk seorang Lelaki dewasa, terlihat begitu berwibawa
“Ma….???!” seru Laki-laki tadi, terperanjat dari duduknya, seraya menghampiri Mila, “Mama disini? kok gak kasih tau Tian dulu ?”
“Tadi Mama juga mau nemuin kamu, tapi…, Ahk Tian,ada seorang yang mau mama temuin sama kamu…”
“Oya, siapa ma?” Sahut Lelaki muda itu penasaran.
“Hans..masuklah!!”
Sosok Hans melangkah masuk ruangan, dadanya bergemuruh kencang tak kala memangdang Lelaki yang notabene adalah darah dagingnya.
“Tian, ini Hans, dia ayahmu, yang selalu mama ceritakan”
Hans memandang putranya dengan cemas, menunggu reaksi yang akan menimpanya.
“Ayah, Tian sudah lama sekali ingin bertemu ayah, Tian rindu ayah”
Tain menyambar Hans dengan pelukan hangat, air matanya menetes deras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar