Minggu, 13 Juni 2010

E-MAIL KAMAR KAK DINO

Malam ini angin berhembus lembut, namun cukup terasa dingin menembus kulit. Bulan sedang penuh bersinar terang ditemani beribu bintang dilangit. Ditengah taman kecil yang indah, seorang dara melamun sendiri, matanya menerawang tinggi menembus langit malam yang damai, sesekali ia tersenyum, menampakkan deretan gigi kelincinya, lesung pipit menyembul jelas. Sang bunda yang sedari tadi memperhatikan tingkah putri kecilnya itu tersenyum, ia mulai menebak-nebak perihal yang tengah mengubah sikap Putrinya belakangan. Gadis manis itu bernama Metha, Remaja 17 tahun yang baru saja disapa manis cinta pertama, Kisah ini berawal dari pertemuannya dengan sang pujaan hatinya dua minggu lalu.
Kala itu siang begitu panas, keringat bercucuran dipelipis gadis manis itu, Metha yang baru saja pulang dari sekolah bergegas menuju kamar tidurnya, tapi ada yang janggal ketika ia membuka pintu kamar. Ninot, tikus putih kecil peliharaan yang paling ia sayang lebih dari apa pun, lenyap dari kandang. Metha terbelalak kaget, ia berlari berhamburan keluar kamar siap mengadu pada Bundanya.
“ Bunda, bunda liat Ninot nggak ?” tanya Metha cemas, ia menggit bibir bawahnya.
Sang bunda masih berdiri kaget menyaksikan tingkah putrinya, tanpa pikir panjang ia menjawab sekenanya.
“ Enggak, bukannya Ninot selalu ada dikandangnya ?” Sang bunda balik bertanya.
“ Kalau dia dikandang Metha gak akan nyari-nyari, Bunda !” jawab Metha sedikit kesal.
“ Coba kamu tanya Kak Dino ditaman ,mungkin dia lihat !”
“ Kak Dino udah pulang ?”
Bunda menggangguk.
“ Kok Bunda gak bilang dari tadi ! “
“ Kamu kan nanyanya Ninot bukan kak Dino ! “ jawab Bunda enteng.
Metha merengut sebal, dan cepat-cepat memutar langkahnya menuju taman, benar saja disana ia mendapati Dino kakaknya, asik mengorek- ngorek sesuatu, dan Kali ini tak hanya terbelalak, mulut Metha bahkan mengaga lebar saat mengetahui sesuatu yang sedang dikorek- korek Dino.
“ Ya Ampun Kak Dino, Ninot diapain tuh, Ayo cepet lepasin!” Metha langsung mencak-mencak menyaksikan tikus kesayangannya itu diperlakukan tidak senonoh oleh sang kakak. Bagaimana tidak, Dino meletakkan tubuh Ninot dengan membentangkan keempat kakinya, seolah hendak menguliti hewan tak berdaya itu. Sungguh tragis.
“ Duh, Meth! pinjem bentar aja, kakak lagi perlu banget nih buat latian bedah !” Jawab Dino, ia terkejut melihat kedatangan Metha yang tiba-tiba. Dino, kakak Metha itu memang kuliah di Fakultas kedokteran, Jadi nggak heran kan kalau dia mencoba melakukan percobaan pembunuhan itu. Eits lebih halusnya, belajar ilmu pembedahan!
“ Gak peduli, pokoknya lepasin ! Metha gak trima kalau kakak pakai Ninot sebagai tikus percobaan! cari aja yang lain !” Metha mulai berontak, ia mencoba merebut Ninot.
“ Eit…eits…!jangan Donk ! plis donk Meth, sekali aja! Kakak jamin Ninot gak bakal kenapa-napa ! “
“ Bohong, kakak pasti bunuh Ninot, nanti!”


“ Percaya deh sama kakak, dia pasti kakak kembaliin dalam keadaan selamat !” rayu Dino.
“ Enggak, Metha nggak trima !” tangan Metha berjuang meraih Ninot, tapi Dino yang kuat terus menepis usaha adiknya. Pertarungan sengit pun di mulai.
“ Aduh..aduh..ada apa ini ?” “ tiba-tiba satu suara asing terdengar dari belakang.
“ Kenapa Din ?!” lanjut suara itu lagi, ternyata suara tadi berasal dari sesosok yang begitu tampan rupawan. Wajahnya putih bersih, berambut kecoklatan dengan poni tergerai bak cowok-cowok comik japanese yang super duper imut. Metha tertegun kagum memandangi sosok tadi.
“ Eh, Nggak papa, kok Rie ! Oya kenalin nih adek gue !” Dino melepaskan tangan Metha dari genggamanya. Namun Metha tetap terpatung tak bergeming sedikit pun. Ia begitu terpesona.
“ Woei.., malah bengong, disambut donk tangan temen kakak, jangan di pindangin mulu!” Seru Dino, seraya meluncurkan tepukan dipundak adiknya yang terkesima.
“ Hai, aku Erie !!”
‘ Hai juga, aku Methalia Cantika Seroja Nugraha !” Jawab Metha.
“ Busyett, lengkap banget nyebutnya !” goda Dino ,merenyahkan suasana dag dig dug itu.
Jantung Metha memang tengah menderu kencang, berdetak tak karoan, cinta benar-benar mengucapkan salam direlung hati terdalam Gadis manis ini.
“ Ada apaan sih Din, sampai ribut-ribut gitu ? “ Sosok bernama Erie itu terkesan penasaran lantaran kelakuan kakak-beradik beberapa saat lalu, ia menggulung lengan bajunya, setitik air mengalir di pelipisnya, menampilkan wajah segar berseri. Seolah semakin fresh from the oven pula dihati Metha.
“ Adik gue nih amit-amit pelit banget ! kita pinjem tikusnya aja gak boleh, padahal udah gue kasih garansi pasti selamat sehat walafiat!”
Erie lalu tersenyum kecil, ia mengalihkan pandangannya yang sejuk kearah Metha yang masih melonggo terpesona.
“ Oya, maaf ya Dek, kita nggak minta izin kamu dulu untuk pakai tikus ini sebagai percobaan, habis waktunya udah mepet banget, tadi kita berdua kepasar, stok binatang buat percobaan udah habis diborong temen-temen duluan!”
“ Ohk, gi..gi..gitu! Eng..nggak papa, kok! Pake aja si Ninot, eh tikus dek metha ! balas metha gugup. Ia tersenyum kikuk. Kali ini respon yang diperlihatkan justru berbalik 180 derajat dari sebelumnya, gadis bernama Metha itu malah dengan senang hati mengulurkan tikus putihnya.
“ Bener boleh ? ntar kalau sampe nggak slamet gimana ?” Erie menggoda semabari tersenyum begitu hangat, meluluhkan tubuh Metha.
“ Kan ada kak Dino yang tanggung jawab ! heehee.“ Metha meringgis.
“ Weee…Enak aja!! Gue yang tanggung jawab! lu yang jelas-jelas ngasih izin, lagian bukan cuma gue yang bedah, Erie Juga. Kenapa mesti gue doank yang nanggung ? !” Dino Protes.
“ Soalnya pasti kak Dino duluan yang punya inisiatif untuk pake tikus Metha !”
“ Iya deh, ntar gue kasih biaya asuransi plus rawat jalan gratis, kalau perlu gue kawinin !”
Erie kembali tersenyum geli mendengar jawaban Dino, sekali lagi ia mengalihkan pandangan pada Metha yang tak kuasa melepaskan mata dari wajah Erie yang telah

merebut hatinya. Metha pun tertunduk malu.
Esoknya disekolah, Metha terus saja senyum- senyum sendiri, bayangan Erie yang rupawan tak henti mondar-mandir dikepala Metha. Semua pelajaran tak lagi menarik kosentrasinya. Lulu teman sebangku Metha pun ikut penasaran karena sikap dara ayu ini yang tak seperti biasa.
“ Meth…lu napa sih manggap mulu dari tadi ?!” bisik Lulu heran.
“ Ahkh…cakep banget!!” Metha menjawab sembarangan.
“ Hahk…siapa?? Pak Daus ?” Lulu semakin heran.
“ Kak Erie!”
Lulu naik kelevel bingung kali ini, gadis itu menengok kekanan-kiri.
“ Kak Erie siapa? Lu mabok ya?!”
“ Iyaaa…., mabok cinta!” Metha menjawab tak peduli.
“ Metha…Lulu!!! Kalian ini tidak memperhatikan pelajaran ya? Apa kalimat saya terakhir ?!!” Pak Daus Tiba-tiba dengan lantang menghardik keduanya. Metha dan Lulu spontan tersentak kaget.
“ Eng…anu…pak…eng…anu…Mabok cinta pak!” ujar Lulu kikuk. Disambut tawa membahana dari seisi kelas.
Alhasil meraka sukses dihukum lari keliling lapangan oleh Pak Daus Master of kimia.

************
Tululutul….tulululuuut…….tululuuuutt…
“ Hallo, selamat siang, siapa nih ? “ seru Metha diujung telepon, mulut kecilnya masih penuh dengan makan siangnya.
“ Bisa bicara dengan Metha!” sahut suara diseberang sana.
“ Yoe, ini Metha sendiri !”
“ Oh, ini Metha, Kak Erie nih Meth. !”
JEJROSSS, makanan dimulut Metha spontan tersembur keluar karena kaget.
“ Lho, kenapa Meth ?” Seru Erie cemas.
“ kak Erie ?? sumpeh loe!” Metha kini ngos-ngosan, masih nggak percaya.
“ Iya, Sumpeh ini, kak Erie!”
“ AA..ada apa kak, cari kak Dino ya ?”
“ Enggak, cari kamu, kok !!”
Klontang….kloooontaaang..tang..tang..~!~!sekarang,giliran sendok ditangan Metha yang lepas kendali.
“ Hahk…Apa lagi tuh Meth ? kamunggak papa kan?!” tanya Erie diujung telpon sana, penasaran.
“ Enggak…nggak papa kok!! “ elak Metha, ia kini sibuk mengatur nafasnya.
“ Oh, kirain ada apa ribut bener ?! oya, Metha ada acara nggak malem ini ?”
“ apa !? ah…enggak Enggak kok, Metha bebas tugas he..he!!”
“ Ehm.., kalau gitu bisa temenin Kak Erie jalan donk!!??”
Tiba-tiba suasana menjadi hening. DiUjung sana Metha sudah tergeletak pingsan.



Metha segera merapikan diri didepan kaca, ia begitu berbunga-bunga. Bak Kejatuhan bulan rasanya, Ia tak berhenti mencubit lengannya sendiri karena masih saja tak percaya, sampe gosong-gosong kulit putih Metha. Sejam kemudian Metha telah siap.
Gadis itu sungguh menampakkan kecantikannya, dengan atasan putih dan Rok berbahan sifon bergaris merah jambu, menampakkan kefemininan. Erie tiba dengan motor balap putih, wah bagi Metha ia bak pangeran berkuda putih yang diimpikan setiap gadis.
“ Udah siap Meth ?! “
Metha hanya menganguk kuat lalu bergesas duduk diboncengan Erie. Dua insan itu melaju, menyusuri jalan dan lampu-lampu kota yang terang. Hingga sampai disatu tempat.
“ ehm…Kak Erie, nggak lagi ngajak Metha kencan kan ?” seru metha memberanikan diri bertanya.
Erie tersenyum tipis menatap Metha , Metha jadi serba salah.
“ Kakak mau ucapin terima kasih sama kamu, karena udah pinjemin kakak si ni…ni..”
“ si Ninot !” tegas Metha
“ Ah ya , si Ninot! Ujian kakak dan kakak kamu juga sukses jadinya. Nah, waktu aku tanya kakak kamu apa kesukaan kamu, katanya kamu seneng sama Andra and Thebackbone, ya udah, kebeneran mereka manggung disini malem ini.”
Metha bersorak girang, hatinya makin berbunga, apa pun yang dipikirkan Erie tentangnya, ia tak peduli, yang ia pedulikan hanya, bunga cinta dihatinya yang makin merekah. Beberapa menit kemudian terlantung tembang” SEMPURNA” dari Andra and TheBackbone. Malam ini tak kan pernah Metha lupakan selamanya.
Nah, semenjak peristiwa itu lah Metha jadi banyak berubah. Ia sering melamun, senyum-senyum sendiri, dan banyak menyendiri, membayangkan betapa sempurna jika ia menjadi milik sosok pujaan jiwanya itu. Namun sayang, semenjak acara kencannya waktu itu, Erie tak pernah lagi muncul untuk datang berkunjung, mendengar kabar tentangnya pun Metha tidak. Kini, dara belia itu didera rindu tak berujung.
“ Woeiii….nglamun mulu!ati-ati kecantol setan!” seru Dino membuyarkan lamunan Metha.
“ Aduh…kakak nih bikin kaget ajah!”
“ Makanya jangan nglamun.” Seru Dino lagi, ia kemudian menggeser bangku merapat disebelah adiknya.
“ Kak, temen kakak si Kak Erie itu kok nggak pernah keliatan ya?” Metha sangat berhati-hati mengajukan pertanyaan ia tak ingin perasaannya itu sampai diketahui kakaknya.
“ Lho, tiga hari lalu dia kesini!”
“ Hahk…kok Metha nggak tahu!” seru Metha terkejut, wajahnya berubah kecewa.
“ Sebentar kok, cuma pamit mo pulang keJogja mo nengokin ibunya sakit!”
Metha menghembuskan nafas lemah.
“ Kok kakak nggak kasih tahu Metha sih ?” Metha meratap sedih.
“ Lha emang apa urusannya sama elo, dia kan kesini nyari gue!” Jawab Dino tanpa curiga.
“ Ahk…kak Dino bikin bete deh, Kak Erie kan….” Metha menghentikan ucapannya.
“ Dia kan temen Metha juga!” lanjut Metha lagi, gadis itu berusaha keras menutupi isi hatinya.
“ Oh…gitu, ya udah besok kalau dia kesini, aku teriakin kamu! “ Sahut Dino, Dia mesem menggoda.

Sore ini seperti biasa Metha melaksanakan piket sore, menyirami bunga ditaman, dilanjutkan menyapu seluruh ruangan, hingga samapailah ia marusuk masuk kekamar sang kakak. Gadis itu mendengus kesal menyaksikan pemandangan buruk dihadapannya, kamar Dino kakaknya sungguh berantakan.Jika diaplikasikan justru lebih layak dikatakan kandang ketimbang kamar. ketika Metha tenagh sibuk menjalankan tugas, ia mendengar suara Tiiiit……..nittttt….titt….pada komputer Dino, disana tertera”You’ve got Mail”. Penyakit usil selalu mau tahu yang dideritanya seketika kambuh. Matanya melirik kesekeliling, niatnya sudah bulat. Maka dalam hitungan ketiga dibukalah pesan itu. Dan…...

Dear My love Dino…..
I Miss you so, need you beside me ! Iam hunger without you. I Miss your sweet kisses, your angle smile,and I need To being in your arms again. There’s nothing
I want the most in this century but You. I dream of you every nigth and everyday. Thanks for your best support.
I can’t wait to see you again.
Much Love…Your cute BuNNY

“OOOHHHKKK EM_JIII NO WAY !!”
Metha menjerit keras, seakan tak percaya atas apa yang dibacanya, E-mail untuk Dino itu kontan membuatnya hancur berkeping-keping! APA YANG SALAH ??!! jawabannya, karena Foto Erie sang pujaan hati terpampang jelas dipojok Email. Yang lebih membuatnya hancur adalah, E-mail itu jelas-jelas untuk Dino, kakaknya,
itu artinya mereka ????
“ Hehk, ngapain lo dikamar gue, ee..e....pake buka-buka E-mail segala !!” Dino datang tiba-tiba, Dino terkejut bukan main mendapati Adiknya bercucuran air mata.
“ Lu kenapa Meth ?” pekik Dino cemas melihat adiknya.
“ Metha benci kak Dino!!!” bentak Metha, Dino mundur penuh tanya dan terheran-heran melihat ekspresi adiknya yang menakutkan. Wajah Metha pucat, matanya merah, air matanya tak henti bercucuiran membasahi pipi.
“ Iya tapi kenapa ?” Dino makin ketakutan dibuatnya kali ini.
“ Kenapa apa ? mestinya Metha yang tanya kakak ini kenapa !!” air mata masih mengucur deras diwajah Metha, nafasnya tersengal.
“ Baca E-mail itu!!” Gadis itu menunjuk kearah laptop disebelahnya.
Dino yang masih kebingungan spontan menuruti perintah adiknya , ia membuka kembali E-mail yang baru saja dibaca Metha. Tapi, aneh… ia malah tersenyum, menggeleng, lalu tertawa keras. Sangat keras.
Metha mengerutkan dahi, melihat tingkah Dino!
Bener kan itu kak Erie ?!” desak Metha disertai isak tangis yang makin menjadi. Sementara itu Dino masih terus terbahak.
“ Iya itu Erie!”
Metha langsung tergolek lemas mendengar pengakuan Dino.
“ Metha sayang, loe kira gue Homo ya ?” Dino merangkul Metha, dan gadis itu mengibaskan tangan sang kakak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar