Minggu, 13 Juni 2010

YA AMPIIIIUUUUUUNNN CAP…CUUUSSS!!!

Tidur nyenyak Niar terganggu oleh suara gaduh didepan rumahnya. Gadis manis berkulit hitam eksotis itu pun mendesah kesal, namun suara gaduh itu semakin menarik perhatiannya. Jemarinya yang lembut membuka sejengkal tirai jendela kamar dan mata gadis belia itu terbelalak tak kala mendapati sesosok cantik semampai tengah berbincang dengan neneknya. Sosok yang tak pernah ia temui sebelumnya. Pulasan lipstik merah terang terlukis dibibir tipis, Rambut pirang teruai indah sepanjang punggung, Baju ketat menempel menonjolkan setiap lekuk tubuh. Niar semakin penasaran, ia bergegas keluar, jempol kakinya sempat menghantam siku kursi, Niar pun memekik keras, Namun tak menghentikan langkahnya.
Kini Niar telah berdiri tepat didepan pintu, sosok cantik tadi mengalihkan perhatiannya pada kedatangan Niar, matanya menatap niar sesaat kemudian melontarkan senyuman. Wop..!!Kali ini Niar terkejut bukan main setelah mendapati sosok cantik tersebut dari dekat. Ada jakun menyembul dileher sicantik itu. Ya Ampiuuun… BENCISSSS!!!

“ Mbak Lora nggak punya sodara disini ?” Ujar Niar, Gadis itu cepat sekali mengakrabkan diri setelah hampir dua pekan sosok pria setengah wanita tadi mengontrak rumah neneknya.
“ Punya sih, ada paman, tapi malu ahk kalau numpang disana. Lagian pamanku itu ustad dilingkungannya. Ya kalau eike tinggal disana, tau sendiri bok akibatnya, Cap CUS!” Elak Lora dengan gaya khas kaumnya. Niar mengangguk-angguk. Kemudian matanya mengitari sekitar ruangan, rumah neneknya itu kini disulap penuh bunga-bunga, ada skaetsa gaun dalam bingkai dipojok-pojok dinding, Maklum Waria ini adalah seorang pearancang busana. Ada pula beberapa foto terpampang, dan salah satunya menarik perhatian Niar. Foto seorang lelaki tampan bersama dua orang gadis muda.
“ Waaw, Mbak, ini foto temen Mbak Lora ya ? busyeet..ganteng banget !!” Seru Niar kagum, Lora hanya tersenyum.
“ Itu eike waktu masih SMA, cewek yang pakai baju merah itu adik eike, umurnya kira-kira sama kayak yei, dan yang satunya lagi itu…sahabat ie yang entah dimana sekarang!” Sahut Lora, seraya menyulut sebatangrokok lalu menghisapnya pelan.
Niar hampir saja tak percaya, bagaimana tidak, jika lelaki difoto itu tampak begitu macho jauh dari sosok yang kini duduk dihapannya.
“Akh, Nggak mungkin ini mbak Lora, Niar gak percaya, kok cakep banget, gagah lagi!”
“ Ya Ampiuuun..nek!!ya jelas lah itu ei, Coba ni yei perhatiin, sama kan ?cuman beda bentuk doank, hi..hi..hi..Sutra lah, cap cuss bok!” kedua mata mahluk tadi bertemu dan tawa renyah pun serentak tercuat dari bibir keduanya.
Sore ini Niar tampak gelisah, gadis itu mondar-mandir didepan teras rumahnya. Bibirnya manyun, sesekali tangannya menup-nepuk jidat. Dari seberang Lora memperhatikan tingkah gadis itu sambil senyum-senyum sendiri. Beberapa saat kemudian Lora gemas untuk segera tahu isi pikiran gadis manis tadi.
“ Hei…Bukk!! napa sih bingung amat?! Ihk..amat aja nggak bingung kok. Kalah lotre Buk?!” Goda Lora genit.
“tahu akh..!!Niar Pusying nih!! Bantuin mikir Donk!” Niar membalas, gadis itu melangkah mendatangi Lora dihalaman.
“ Ikh…bantuin kok mikir!kalau bantuin makan ieke mawar, sukria!”
“ Besok majalah tempat Niar kerja Daedline! nah sampe sekarang Niar belum nemu model yang pas untuk kolom fashion ala cowok metroseksual, Duh..gimana dunk Niar bingung!” cerocos Niar, ia hentakan kakinya dilantai. Gadis remaja ini memang wartawan Freeland sebuah majalah remaja.
“ Ya cari donk nek! “
“ Nah itu masalahnya, Sudah dan susah!” Keduanya lalu terdiam. Beberapa saat kemudian Tiba-tiba muncul satu ide dasyat dibenak Niar.
“ ehk, buk!!Foto cowok ganteng diruang tamu itu bener foto ibuk kan?” Seru Niar serius. Lora mengangguk, membenarkan.
“ Ahkkk…kebeneran, gimana kalau ibuk aja yang jadi model? Lumayan buk dapat fulus, bisa buat tambah modal butik! Sekalian ibuk bisa promosi baju-baju rancangan ibuk!” Tawar Niar semangat.
“ EHKK..jangan gila DONK!! Hei, Non yei kagak liat nih kemasan eike ?! Yang yei cari itu Cowok , eike tegesin sekali lagi ye, cari Cowok tulen! Bukan yang setengah mateng macem eike!”
“ Setengah mateng kan tetep wae bisa disajikan! Tinggal ganti casing doank! Lumayan deh Fulusnya!! Ya udah lah, kita gak bicara soal fulus, tapi bicara promosi gratis, mbak bisa pampang rancangan mbak For Free! Eh..lumayan, sapa tahu juga bisa jadi prancang langganan! Trus butik mbak jadi tenar and laris manis, aduh..kesempatan gak datang dua kali! Gimana?” Niar terus menghantamkan rayuan pulau kelapanya. Hingga akhirnya rayuan itupun berbuah manis dengan anggukan setuju Lora. Niar pun melonjak girang.
Esoknya, Niar tiba bersama Lora yang telah menghapus sapuan make up dan mengganti tank top sexi dengan celana jeans dan kaos, rambutnya dikuncir seperti bintang film kung Fu cina. Niar lalu mengenalkan Lora pada seluruh kru, sambil sesekali melirik Lora untuk memperhatikan tingkahnya sebagaimana kodratnya yang sejati. Beberapa saat kemudian Lora segera disulap Menjadi sosok lelaki metroseksual yang jauh dari kesehariannya. Niar membelalakkan mata terpesona, melihat sosok Lora kini. Begitu Macho, Waria itu sangat gagah dengan setelan jas hitam. kilatan kamera terus membidik Lora yang terus berpose, ia mahir sekali bak seorang model sesungguhnya. diujung ruangan, Niar tak henti terkesima.ia berguman dalam hati.
“ Ya Tuhan, padahal mahluk ini kau ciptakan begitu sempurna, namun kenapa ia tak menyadari kesempurnaan itu?”
Beberapa jam kemudian sesi pemotretan berakhir. Lora melambaikan tangannya pada Niar untuk mendekat.
“ Udah..nih nek!! Eike capek banget nih!” Lora mengeluh dengan gaya khasnya. Membuat Niar tersenyum geli.
“ Udah kok!!bentar lagi menejer kesini, tadi aku uda tunjukin rancangan mbak, kayanya dia tertarik!”
“ OUUHH, serius non? Aduh…heppi banget ati eike!” Seru Lora ia menari-nari girang.
“eh, jangan menampakan wujud asli donk buk, tahan!!Malu lagi!” Niar mendelik, ia spontan menyeret tangan Lora.
“Duh Sorry non namnya juga kelepasan, he..he..he..!”
Tawa riang Niar dan Lora terhenti seketika akan kedatangan sesosok wanita dewasa, yang tak lain adalah maneger majalah tersebut. Niar tersenyum kikuk seraya memberi salam, namun lain halnya dengan Lora, waria yang masih berbalut setelan jas itu mundur selangkah. Matanya terbelalak lebar, menampakan mimik muka yang terkejut bukan main.
“ Tiara..!!!” seru Lora tiba-tiba.
“Panji ??!!” Balas Manager yang tak kalah terkejutnya dengan Lora.
Niar memandang heran keduanya, ia tak menyangka bahwa mereka saling kenal.
“ Maaf sepertinya aku harus pergi dulu!” Seru Lora kemudian ia pergi begitu saja tanpa alasan. Niar semakin kebingungan, gadis itu jadi celingukan. Ia menatap kearah si manager majalah yang berdiri terpaku.
“ Aduh, maaf bu..saya susul teman saya Dulu!” ujar Niar kemudian, ia lalu menyusl langkah Lora, meninggalkan sang maneger yang masih terus terpaku.
“aduh…mbak Lora kenapa sih, kok tiba-tiba pergi? Itu tadi managernya mbak, dia mo ngomong tentang rancangan mbak!”
“Tolong biarin aku sendiri, Niar!Maaf!” Tukas Lora tegas, suaranya pun ikut berubah seperti laki-laki, tak lembut seperti biasanya. Niar semakin binggung dibuatnya. Seribu pertanyaan memenuhi kepala dara mungil tersebut. Ada apa gerangan, Lora mengenal ibu manager majalah? Ia bahkan menyebut nama manager Niar tersebut tanpa sungkan. Dan..Panji ??! Kenapa manager tadi memanggil Lora dengan nama Panji? Apakah itu nama sebenarnya dari mbak Lora??
Esok paginya, Niar menghampiri rumah kontrakan neneknya didepan. Dari balik jendela, Lora terlihat tengah duduk termenung sembari mengapit putung rokok dijemarinya. Hanya saja kali ini ada yang aneh, karena tak ada lagi make up, rok dan you can see ataupun tank top. Hanya kaos oblong putih dan celana pendek, yang juga tidak seketat biasanya.
“mbak Lora!! Niar boleh masuk nggak?!” Sapa Niar seraya mengetuk kaca jendela. Lora menoleh kaget, lalu berdiri dan melangkah membuka pintu.
“Niar ganggu, nggak nih?” seru Gadis manis itu lagi. Lora hanya menggeleng kemudian menampakkan sederet gigi putihnya.
“ ELeh, kamu sok sopan banget! Nih kue, baru mateng!” balas Lora kemudian , Disodorkan kue coklat yang legit dan begitu menggoda selera seorang Niar yang kelaparan. Tanpa basa-basi dilahap juga kue tersebut, jempolnya lalu mengacung.
“ Sorry ya non, atas sikapku kemarin!”
Niar berhenti mengunyah mendengar ucapan Lora.
“ Ahk, biasa aja lagi, ehm..tapi sebenernya kenapa sih mbak jadi aneh begitu lihat bu Manager?” Niar mulai mengintrogasi dengan mulut yang masih penuh kue coklat.
“aku mo balik jadi laki-laki lagi non!”
“Uhuukk-hukk-hukk..!” Niar tersedak terkejut tak percaya akan apa yang baru saja didengarnya. Lora ikut panik dan segera menyodorkan segelas air putih.
“ hahk..??apa-an mbak? Jadi laki-lki?!” Niar menegaskan. Lora pun tegas mengangguk.
“ Ya non, aku pengen kembali mengejar cintaku yang pernah hilang. Sampai-sampai membuatku jadi seperti ini!”
“Maksudnya ?” Niar semakin kebingungan.
“ Perhatiin Foto itu!” Telunjuk Lora mengarah pada Foto seorang lelaki dan dua orang perempuan yang beberapa waktu lalu sempat dilihat Niar.
“ Perempuan diFoto itu adalah Tiara,manager kamu kemarin. Dia sahabat sekaligus cinta dalam hidupku. Yang juga mengubah seorang lelaki tulen bernama Panji menjadi seorang Lora!”
Niar memperhatikan peket-pekat Foto tersebut, ah..ternyata benar, perempuan di Foto itu adalah sang meneger majalah tempatnya bekerja selama ini. Goresan make up sempat menyamarkannya dari wajah polos difoto tersebut.
“aku sempat bertunangan dengannya, cinta kami sudah tumbuh sejak kami duduk dibangku SMP. lalu kami berpisah karena aku mendapat beasiswa untuk sekolah diParis sebagai perancang. Ketika aku pulang tertanya dia sudah menghilang entah dimana, aku hanya mendengar dari keluarganya, bahwa dia sudah jadi istri orang.” Ada secercah rasa sakit terlintas dimata seorang Lora kala itu, ia menarik nafas panjang, sesekali mengusap-usap wajah putihnya.
“ Aku sakit hati sekali saat itu, aku kecewa, bahkan kalau saja nggak ada banci kaleng yang mendorong tubuhku waktu itu, saat ini aku pasti sudah almarhum karena tertindas kereta. Banci kaleng itu juga yang kemudian mendorong semangat hidupku lagi, hanya saja, aku jadi larut dalam pergaulan dan tanpa aku sadar aku merubah Panji menjadi Lora.”
“ Lalu…kenapa tiba-tiba mau jadi Panji lagi?” Tanya Niar penasaran setelah sekian lama bungkam.
“ Semalam, aku kembali menemui Tiara, Lelaki yang dulu merebutnya dariku ternyata hanya mempermainkan dia, Dia merenggut kesucian Tiara, dan meninggalkannya begitu saja ketika tahu bahwa Tiara sedang mengandung anaknya.” Lora menyandarkan kepalanya pada dinding sejenak.
“ Aku nggak mau kehilangan Tiaraku lagi kali ini. Selama ini dia terus berjuang sendiri. Dan aku masih jelas melihat cinta untukku dimatanya, aku nggak peduli apapun yang telah ia perbuat dulu, karena semua itu juga salahku karena tidak bisa menjaganya baik-baik.”
“ Jadi..mbak.. mau balik sama Bu manager, gitu ?” Tukas Niar pelan.
Dan entah Lora atau Panji atau siapapun itu, ia menggunguk kuat.
“ Aku akan kembali pada kodratku lagi, jadi jangan panggil Mbak Lora lagi ya? Tapi Mas Panji! Panji Surya Krisna., Itu namaku.”
Kedua anak manusia itu tersenyum. Niar melihat binar cinta yang indah dimata waria yang kini kembali pada kodratnya tersebut. Sesuatu yang belum pernah didapatinya selama ini dari seorang Lora. Gadis manis itu terus tersenyum lega.
“makasih ya Niar, semua ini berkat kamu.” Seru Panji, digenggamnya jemari Niar.
“Sutra lah hai ya Ampiiiuuuun….Cap cus ahk!!” Jawab Niar, diiringi tawa kebahagiaaan dari bibirnya.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar